Melakukan “sesuatu” yang “sesuai” dengan Harapan

Apa yang akan Kita lakukan ketika Kita ingin pandai bermain Basket? Tentu saja Kita akan latihan bermain basket bukan..? Tidak mungkin kita ingin mahir bermain basket tapi justru latihan bermain pimpong. Ga nyambung kan…

Apa yang Kita lakukan jika ingin mendapatkan PASANGAN HIDUP yang sholihah? Tentu saja mulai hari ini Kita harus berlatih bergaul bersama orang- orang yang sholih, dan kita pun harus meningkatkan kesholihan pribadi kita. Seperti firman Allah dalam QS An Nuur 26 : “dan wanita- wanita yang baik adalah untuk laki- laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita- wanita yang baik (pula)”.

Apa yang kita lakukan jika ingin menjadi orang yang DISENANGI oleh masyarakat? Tentu saja kita harus mulai berlatih menyenangi diri sendiri dan menjadikan Allah senang dengan apa yang kita lakukan. Maka jika kita sudah senang dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, maka Allah akan menambahkan nikmatNya ke dalam kehidupan kita. Sebagai mana firman Allah: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih." (Q.S Ibrahim: 7). Dan jika Allah sudah menyayangi kita, maka tentu saja orang- orang beriman yang ada di sekitar kita pun pasti akan menyayangi Kita.

Apa yang kita lakukan agar kita bisa menjadi orang Kaya? Tentu saja mulai hari ini Kita harus berlatih menjadi orang kaya. Berlatih SEDEKAH dan menebar harta kita pada orang yang tepat. Belajarlah berinvestasi. Belajarlah berbicara dengan tegas sebagaimana orang kaya berbicara. Belajarlah tampil wangi memesona. Belajarlah MEMBANTU dan BERBAGI. Bahkan belajarlah mentraktir teman- teman Kita. Berlatihlah menjadi orang kaya, sehingga jika kita sudah pantas menjadi orang kaya, maka insya Allah kekayaan itu akan kembali kepada Kita dalam jumlah yang berlipat- lipat. 

Apa yang kita lakukan jika ingin masuk syurga? Tentu saja Kita mulai hari ini harus berlatih menjadi AHLI SURGA. Seperti mengucapkan salam ketika bertemu, bertutur kata yang sopan, saling menyayangi, memberikan senyuman terbaik kita, hidup berbahagia, bersukur kepada Allah, dan tidak pernah mengeluh. Karena penghuni syurga tidak mungkin mengeluh dan cemberut *_*.

So, jika kta ingin menjadi pibadi yang baik, lakukanlah “sesuatu” yang “sesuai” dengan harapan kita. Jika ingin BAHAGIA beranilah MEMEBERI. Jika ingin KAYA beranilah SEDEKAH. Dan jika ingin menjadi AHLI SURGA, beranilah BERAMAL dengan IKHLAS. Ingin mendapatkan yang TERBAIK, maka juga harus melakukan apapun yang terbaik.

Memandang Kehidupan dengan CARA yang INDAH

Tiada mawar yang tak berduri. Ada bunga yang indah, maka ada pula duri yang tajam. Tapi lihatlah bunganya, jangan durinya. Fokuslah pada bunganya maka kita akan merasakan indah, nyaman, dan aroma yang harum semerbak. Namun jika kita fokus pada durinya, yang akan terasa adalah : tajam, berdarah, infeksi, amputasi, dan mati. Duri bukan untuk mengurangi keindahan yang ada, tapi untuk melindungi keindahan sang mawar agar tetap berharga.

Sama halnya dengan kehidupan… Untuk mendapatkan dan merasakan kebahagiaan, kadang kita memang harus melalui berbagai cobaan dan ujian yang Tuhan berikan. Karena kebahagian atau kesuksesan yang BESAR, selalu satu paket dengan ujian- ujian dan usaha yang BESAR pula. Seperti halnya INTAN tidak dapat diasah TANPA GESEKAN. EMAS tidak dapat dimurnikan TANPA API. Dan BERLIAN tidak dapat disucikan tanpa GESEKAN DAN API. Itulah cara kehidupan yang dapat mengubah sesuatu menjadi jauh lebih baik. Dan untuk menjadi orang yang BAIK, itu melewati proses rintangan yang tidak mudah.  Dan dengan bekal  pengalaman itulah, hidup kita akan menjadi JAUH LEBIH BAIK.

 Yakinlah… bahwa hidup ini tidak dihadirkan untuk menjadikan kita sulit, tapi hidup ini untuk mewujudkan keinginan dan harapan kita. Selama kita bisa istiqomah melihat bunga mawar yang indah, maka kita bisa melupakan duri- durinya. Lihatlah BUNGA kehidupan yang indah bermekaran, maka hidup kita pun akan terasa indah. Namun, jika kita melihat DURI kehidupan yang pedih, maka hidup kita pun tentu akan terasa susah. ‘You is what you THINK’. Engkau adalah apa yang Engkau pikirkan. Maka biasakanlah berpikiran yang BAIK. Agar apa yang kita dapatkan dan lakukan selalu terarah pada KEBAIKAN.

Berpikir baik dapat mendatangkan kebaikan, sedangkan berpikir buruk juga akan mendatangkan keburukan. Maka sebenarnya bukan kehidupan kita yang salah. Tapi CARA PANDANG kita tentang kehidupan yang harus dibetulkan. Jika kita melihat KESULITAN hidup yang terus hadir, maka kesulitan itu akan kembali kepada kita. Namun jika kita melihat KEINDAHAN dalam hidup ini, maka kehidupan kita pun akan semakin indah.

Jangan pernah menunggu hadirnya sesuatu yang indah baru kita merasa bahagia, tapi BERBAHAGIALAH terlebih dahulu maka kehidupan yang indah akan selalu hadir dalam hidup kita. Dan orang- orang yang BAHAGIA itu adaah orang yang menikmati setiap proses kehidupan ini dengan HATI yang BAHAGIA pula. So, mulai hari ini “Pandanglah Kehidupan dengan CARA yang INDAH”. Yakinlah sepenuhnya bahwa kesulitan dihadirkan bukan untuk mempersulit kehidupan kita. Namun untuk meningkatkan kualitas hidup kita agar selalu dibingkai oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah taala. Dan setelah kesulitan itu pasti datang kemudahan. “Fa innama al usri yusroo”. Ya, dan dengan masalah itulah akan membuat kita lebih berTAHAN dan berTUHAN.

Menggapai Pertolongan Allah dengan BerDOA

Tidak dapat dipungkuri, bahwa kelemahan dan keterbatasan yang dimiliki manusia membuat mereka membutuhkan kekuatan dan kemudahan untuk menjalani kehidupan dengan berbagai macam permasalahan yang ada. Sudah tak terhitung…, betapa banyak tetesan air mata yang mengalir  dalam setiap untaian doa yang diucapkan. Rosulullah pun bersabda : “Obatilah orang- orang yang sakit dengan shodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat, dan tolaklah bencana dengan BERDOA”(H.R Baihaqi).

Banyak doa pun telah kita panjatkan kepada Allah swt. Namun sayang….
Kebanyakan manusia hanya berdoa saat KESULITAN menimpanya. Mereka cenderung berdekat- dekatan, menangis, mengadu, dan berdoa kepada Allah tatkala mengalami kesedihan. Dan setelah semua kesedihan dan kesulitan itu selesai, kita langsung melupakan NYA begitu saja. Padahal Allah tak henti- hentinya memberikan kasih sayang kepada kita setiap hari.

Dikatakan dalam hadits qudsi, Bermohonlah kepada Robbmu di saat kamu senang (bahagia). "Barangsiapa berdo'a (memohon) kepadaKu di waktu dia SENANG (bahagia) maka Aku akan mengabulkan doanya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepadaKu maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa mohon kepadaKu dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa- dosanya."
DOA ibarat bahan bakar yang akan membantu kita untuk menjalani hidup ini. Jika kita hanya berdoa saat sedang susah, sama saja kita mengisi bahan bakar kendaraan kita setelah kita mendorongnya cukup jauh lantaran kehabisan bahan bakar. Tentu kita akan kelelahan dan sangat tidak baik untuk kendaraan kita.

Dalam setiap shalat pun kita tentu membaca Q.S Al Fatikhah, dimana dalam ayat ke 5 dikatakan: “Hanya kepadaMu lah kami menyembah, dan hanya kepadaMu lah kami memohon pertolongan”. Sudah jelas, bahwa sebelum berdoa atau memohon pertolonganNya kita harus BERIBADAH terlebih dahulu. Karena kualitas doa kita akan tergantung dari kualitas ibadah yang telah kita lakukan. Maka jangan heran, jika doa kita dari dulu belum dikabulkan, lantaran kualitas ibadah kita yang masih minim. Sholat masih jarang, puasa belum rutin, sedekah masih tambal sulam, dll.

Kadang Allah memberikan pertolonganNya melalui perantara orang lain yang sama sekali diluar perkiraan kita. Maka bantulah saudara- saudara kita yang sedang dalam kesusahan. Karena melalui merekalah pertolongan Allah akan datang. Sebagaimana rosulullah bersabda : “Barangsiapa ingin agar doanya TERKABUL dan kesulitan- kesulitannya teratasi, hendaklah dia MENOLONG orang yang dalam kesempitan”. (HR. Ahmad)

DOA bukan sekadar untaian kata- kata. Namun doa adalah PERBUATAN. Maka jika selama ini kita telah melebihkan doa kita, mulai sekarang kita harus meningkatkan kualitas usaha dan ibadah kita, tanpa mengurangi doa. Sebagaimana rosulullah bersabda:  “Perbaikilah usaha (ikhiarmu), niscaya doamu dikabulkan”. (H.R Thabrani).

Lantas, bagaimana dengan Anda..? Sudahkan Anda memperbaiki kualitas usaha dan ibadah Anda..? Allah berfirman: “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Ku kabulkan. (QS Al Mu’min).  “Tiada seorang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari 3 hal, yaitu dipercepat terkabul doa baginya di dunia, disimpan untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani).

Mengevaluasi Diri dengan Cermin Hati

    Kehidupan ini adalah CERMIN. Karena apapun yang kita lakukan akan mencerminkan siapa diri kita yang sebenarnya. Jika kita senantiasa melakukan hal- hal yang baik di dunia ini, berarti kita adalah orang yang baik, begitu pula sebaliknya. Dan orang- orang yang beruntung adalah orang – orang yang selalu menjadikan segala sesuatu sebagai cermin bagi dirinya sendiri, sehingga ia dapat selalu intropeksi dan berbenah diri agar dapat selalu melakukan hal- hal yang  lebih baik hari demi hari.

    Orang- orang yang merugi adalah orang yang tidak pernah bercermin dengan kehidupannya sendiri. Ia akan merasa bahwa keburukan orang lain sama sekali tidak ada hubungan dengan dirinya. Padahal, saat kita melihat keburukan orang lain. Sebenarnya kita sedang melihat keburukan diri kita sendiri yang sedang dipantulkan. Jika sahabat kita mungkin sering berbicara kasar, bertengkar, berbohong, dll, maka sebenarnya itu adalah peringatan bagi kita dan menjadi alat intropeksi diri, “Mengapa kita belum bisa merubah keadaan disekitar kita menjadi lebih baik..?”

    Kata- kata yang Kita ucapkan juga akan mencerminkan siapa diri kita yang sebenarnya. Jika kita selalu mengatakan kata- kata yang kurang sopan, maka sebenarnya kata- kata itulah yang mencerminkan siapa diri Kita. Seperti halnya sebuat teko. Jika ia diisi dengan kotoran, maka saat dituang juga akan berupa kotoran. Begitu pula sebaliknya. “KITA adalah Apa yang kita katakan, maka biasakanlah berkata BAIK. Agar apa yang kita lakukan senaniasa terarah pada KEBAIKAN”.
Maka untuk bisa memperbaiki keburukan dan kekurangan orang lain, awalilah dengan hati dan jiwa besar kita untuk senantiasa memperbaiki diri sendiri menjadi lebih baik. “Apa yang akan Anda lakukan saat Anda bercermin dan melihat wajah Anda berantakan..?” Anda akan segera membasuh dan membersihkan wajah Anda, apa justru menyalahkan cerminnya..?

Sama halnya dengan sikap. Saat kita merasa bahwa sikap kita masih belum baik, harusnya kita segera sadar dan langsung membenahi sikap kita. Bukanlah menyalahkan orang lain. Rosulullah bersabda, “ Tidak sempurna iman kalian, sebelum kalian mencintai saudara kalian sebagaimana kalian mencintai diri sendiri”.

Apapun yang ada disekita kita adalah CERMIN bagi diri kita sendiri. Bercerminlah selalu dengan kehidupan kita dengan selalu intropeksi diri. Jadikan diri kita sebagai pewarna yang bisa mengubah warna kehidupan menjadi lebih baik, kecuali jika Anda sudah berada di lingkungan yang baik. Maka bersyukurlah kepada Allah . Dan warnailah kehidupan ini dengan warna terbaik yang Anda miliki.

PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI