Meraih Keistimewaan Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan

Tak terasa… Bulan ramadhan pun telah tiba. Tentu waktu yang sangat singkat ini tidak akan kita lewatkan begitu saja. Jika selama 11 bulan yang lalu kita telah melakukan banyak dosa… Pada bulan inilah, pintu ampunan akan dibuka selebar- lebarnya. Ibadah puasa, mengaji, shalat tarawih, dan tahajud itulah yang akan menjadi pernak- pernik kita dalam mengarungi indahnya bulan Ramadhan bersama teman- teman tercinta. 

Dalam Kitab “Durroh An- nasihin”, karya Syech Usman bin Hasan bin Ahmad as Syakir Al Khaubari, disebutkan bahwa : Dari Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: Nabi SAW ditanya tentang keutamaan- keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda;

Pada 10 hari pertama bulan Ramadhan :

Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika
keduanya mukmin.
Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat”.
Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
Pada malam kelima, Allah Ta’ala memberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.

Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala seperti pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
Pada malam ketujuh, seolah- olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman.
Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin a.s.
Pada malam kesembilan, seolah- olah ia beribadah kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadahnya Nabi saw.
Pada Malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.

Pada 10 hari kedua bulan Ramadhan :

Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.

Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”
Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).

Pada 10 hari ketiga bulan Ramadhan :

Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.
Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangunkan untuknya sebuah kota di dalam surga.
Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
Pada malam kedua puluh lima, Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.
Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
Dan pada malam ketiga puluh, Allah berfirman:”Hai hamba-Ku, makanlah buah- buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku” (HR Majalis).

Nah, itulah keistimewaan luar biasa dari shalat tarawih yang akan kita jalani 1 bulan ke depan. Namun, apapun keistimewaan di dalamnya, semoga kita tetap beribadah atas dasar keikhlasan dan kecintaan kita kepada Allah taala. Bukan sekadar hanya karena takut neraka dan cinta Surga. Tapi lebih dari itu, yaitu karena “takut” jauh dariAllah dan “cinta” dengan kasih sayang Allah.

“Jangan terlalu mengejar Dunia, tapi kejarlah Sang Pemilik Dunia, maka Dunia yang akan mendatangimu. Dan jangan terlalu mencintai CiptaanNYA, tapi cintailah dulu sang Maha Pencipta. Maka Engkau akan didekatkan dengan semua ciptaanNYA”. Bukan karena bulan puasa Engkau mendekatiNYA, tapi karena kesadaran diri untuk berubah, itulah ketaqwaanmu yang sebenarnya.

3 komentar:

  1. Wah bagus selaki, ZaZa... :) Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk selalu instiqomah. Aku tertarik dengan paragraf kedua terakhir itu. Membaca kutipan hadits di atas, rasanya kita malu sebagai ummat. Betapa Allah sangat mencintai kita. Kalau bukan karena rasa cinta-Nya yang sangat dalam, tidak mungkin rasanya Dia menganugrahkan Ramadhan. Dan kita? Rasanya lebih sering kita beribadah karena ingin masuk surga dan dijauhkan dari neraka. Betapa mulia Kanjeng Nabi yang beribadah hingga kaki-kaki Beliau bengkak. "Apakah tidak selayaknua aku menjadi hamba yang bersyukur?" ujarnya tatkala ummul mukminin bertanya. Duh, betapa indah dan mulianya jika cinta berbalas cinta. Sementara kita? Duhai Allah, aku ingin mencintai-Mu dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu// dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada//

    P. Irawan/ FIB UGM

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada yang kurang dalam penjelasanya karena tidak di sertai dengan dalil ataupun hadits - haditsnya biar ma nyos membacanya

      Hapus
  2. Fadhilah tersebut diambil dari :Kitab “Durroh An- nasihin”, karya Syech Usman bin Hasan bin Ahmad as Syakir Al Khaubari, disebutkan bahwa : Dari Ali bin Abi Thalib r.a

    BalasHapus

PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI