Perjalanan Hidup yang Tidak Mudah

Malam itu begitu dingin, terasa rintik- rintik hujan mulai turun membasahi Bumi. Dedaunan yang basah pun mulai berjatuhan. Kami kedatangan seorang teman, ia bercerita bahwa perjalanan hidupnya tidak mudah, terjal, berliku, penuh onak dan duri.

Sang Ibu meninggal dunia saat ia masih berumur 8 tahun. Disaat ia sangat membutuhkan belaian hangat sang Ibu, beliau justru tidak ada. Sang Ayah yang membiayai kebutuhan keluarga seorang diri akhirnya tidak sanggup menyokong kebutuhan sekolahnya. Ia pun terpaksa harus menitipkan si Anak di panti asuhan agar ia dapat bersekolah dengan murah. 

 Perjuangan yang ia lalui selama ini memang tidak mudah. Namun ternyata itu semua tidak melunturkan semangatnya dalam mengarungi kehidupan. Adanya keterbatasan ekonomi dalam keluarga tidak membuatnya menyerah, walaupun hanya dengan uang 20 ribu pemberian orang tua, ia tetap berani menuju Jogja dan menuntut ilmu disini. Usaha untuk mendapatkan beasiswa pun ia perjuangkan agar dapat menuntut ilmu dan mengangkat derajat keluarga.

Sang ayah yang sudah tua hanya bisa memberikan dukungan moral dan doa kepada sang buah hati. Menjadi pelayan warung makan dan berjualan di pasar pun tak malu ia lakukan agar dapat bertahan hidup. Bahkan, ia sampai menginap di masjid karena tidak sanggup menyewa tempat untuk berteduh. Dinginnya udara malam yang menusuk tulang sudah menjadi teman setianya dalam mengarungi malam- malam dalam kelelapan.

Namun Alhamdulillah…. Deburan masalah yang bermunculan ia jadikan sebagai bumbu kenikmatan dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap 1/3 malam selalu ada bunyi air yang mengalir, tanda basuhan air wudzu yang jatuh membasahi Bumi menemaninya dalam sholat tahajud yang panjang.Puasa sunah pun tak pernah ia tinggalkan.

Suaranya yang penuh semagat selalu membangunkan saya di tengah kegelapan. Allah ternyata maha Adil. IA memang tidak pernah menyia- nyiakan para hamba yang selalu berusaha mendekatkan diri kepadaNya. Walaupun masalah selalu datang menghampiri, selalu ada solusi. Selalu ada teman- teman disekitarnya yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

Akhirnya… Permohonan beasiswa untuk melanjutkan kuliah 1 tahun ke Amerika Serikat pun berhasil ia dapatkan. Saya selalu ingat nasehat yang ia katakan: “Perhiasan hidup adalah cobaan, sedangkan buahnya adalah ketaqwaan. Kesabaran, ketenangan hati serta rasa syukur adalah kunci keberhasilan”.
Terima kasih, sahabatku…. Kami tentu akan merindukanmu…

 ------------
“Barang siapa menjadikan Akhirat sebagai NIAT UTAMA, maka Allah menjadikan rasa kaya pada hatinya, urusannya dimudahkan & dunia akan mendatanginya dengan cara yang mudah”. (HR At Tirmidzi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI