Saya punya sebuah cerita yg ingin saya curahkan kepada teman- teman sekalian. Cerita ini saya dapatkan dari Ayah saya beberapa hari lalu. Inilah ceritanya…
Ia kemudian duduk di sebuah kursi ruang tunggu sambil bersandar dan mulai membaca buku yang ia pegang. Di kursi sebelah, yang hanya dipisahkan oleh sebuah meja kecil yang diatasnya tersaji sebungkus biscuit, Duduklah seorang pria yang juga tengah asyik membaca majalah.
Ketika Ibu muda mengambil sepotong biscuit dari bungkusan yang terletak di atas meja, pria tersebut juga mengambil sepotong biskuit. Si Ibu muda mulai merasa terganggu dengan perbuatan pria tersebut, namun ia diam saja. Ia hanya bergumam: “ Huuhh..., menyebalkan..!! Ingin rasanya kutampar pria ini.
Kejadian pun terus berlanjut... setiap kali Ibu muda mengambil sepotong biscuit, pria tersebut juga melakukan hal yang sama, sambil tersenyum manis kepada Ibu muda tersebut. Namun perbuatan pria tersebut justru membuat geram si Ibu muda. Ia benar- benar merasa terganggu dan emosi. Ketika biscuit tinggal tersisa 1 potong...
Si Ibu muda bergumam: “Coba saya ingin lihat Apa yang Ia lakukan..?” Kemudian si pria membelah biscuit tersebut, ia mengambil separuh dan mempersilahkan Ibu muda untuk menikmati separuhnya lagi. “Benar- benar keterlaluan..!!” Kekesalan si Ibu muda ini akhirnya memuncak. Ia segera mengemas barang- barangnya dan meninggalkan tempat duduk tersebut dan pindah ke ruang keberangkatan (Boarding room).
Ketika Ia telah duduk di dalam pesawat, ia membuka tas jinjingnya. Kemudian ia begitu terkejut..!! Ternyata biscuit yang ia beli masih utuh di dalam tasnya. Ia sangat menyesal dan benar- benar merasa malu, Ia merasa bersalah... Ia mengira bahwa biscuit yang ia makan tadi adalah miliknya. Ternyata bukan...
Pria tadi rela memberikan dan membagi biscuit antara dirinya dengan si Ibu muda tanpa merasa marah, terganggu, ataupun merasa rugi sedikitpun. Sementara si Ibu muda merasakan sebaliknya. Ia justru merasa bahwa biscuit tersebut adalah miliknya yang telah diserobot oleh pria tersebut. Dan menyangka betapa kurang ajarnya pria tersebut kepada dirinya. Masya Allah.....
Sahabatku, Apa hikmah yang bisa Anda ambil dari cerita ini..???
Sadarkah Anda, bahwa ada 4 hal yang tidak dapat ditarik kembali, yaitu:
1. “Kata- kata yang telah diucapkan”. Ia ibarat batu yang telah dilempar. Begitu tajam dan berbahaya, sehingga dapat menyakiti siapa saja.
2. “Kesempatan, setelah berlalu”. Kita telah kehilangan 1 moment yang sangat berharga, namun kita tidak menyadarinya dan membiarkannya berlalu begitu saja.
3. “Waktu, setelah beranjak pergi”. Imam Syafii bahkan mengatakan: “Sesuatu yang paling jauh adalah waktu”, karena ia tidak dapat diulang dan dicari lagi.
4. “Umur, yang semakin habis”. Oleh sebab itu. Pergunakanlah sisa dari umur kita untuk melakukan Apa yang terbaik, tidak hanya untuk di Dunia ini. Namin juga untuk bekal kita di kehidupan berikutnya.
Bagaimana dengan Anda..?? Masihkah Anda meremehkan orang disekiar Anda..?? Masihkah Anda sering dikuasai oleh amarah dan emosi yang berlebihan..??
Semoga artikel ini dapat membuka pandangan kita lebih luas. Membuat kita menjadi orang- orang yang senantiasa menjalani kehidupan ini dalam bingkai kesabaran dan ketaqwaan kepada Allah swt. Hidup tidak selalu mudah, hidup tidak selalu menyenangkan, bahkan kadang hidup ini sangat keras. Namun justru disitulah letak kebahagian yang sesungguhnya. Banyaknya permasalahan dalam hidup ini akan memberikan kita kesempatan untuk menjadi manusia yang ‘LEBIH’. Lebih baik, lebih kuat, dan lebih bertaqwa kepadaNya. Amiin..
Pertama baca serius banget, eh ujungnya aku ketawa coba bayangin kalo aku yang ngerasain jadi seorang ibu ibu tadi, malu banget .... Mau minta maaf juga sudah terlambat, harus nyari kemana.. Cuma bisa ngambil hikmahnya za...hehe
BalasHapus