Setiap manusia pasti pernah mengalami perasaan ini. Ia memang menyakitkan, menyedihkan , dan bahkan bisa membuat kita jatuh dalam keterpurukan yang mendalam. Saat ada perkataan yang kurang berkenan, dilanda perasaan cemburu, atau mendapatkan perlakukan yang kasar, kadang “perasaan ini” langsung muncul dan membawa kita dalam kesedihan.
Kita semua pernah mengalaminya. Dan hampir semua orang akan hanyut oleh perasaan sakit hati. Saya ingin berbagi pengalaman dengan Anda. Beberapa hari yang lalu, saya mendapat telp dari teman saya. Ia menelpon saya dengan nada yang lirih dan terdengar baru saja melampiaskan air matanya yang bercucuran. Dia bilang jika ia baru saja dihianati dan disakiti oleh kekasihnya yang sangat ia cintai. Astagfirullah haladzim…
Bisakah Anda membayangkannya..? Seorang perempuan yang sudah dengan tulus menyayangi dan mencintai seseorang. Namun ia tidak mendapatkan perlakuan yang semestinya, ia terus dibohongi dengan buaian perkataan indah yang hanya dalam angan- angan. MasyaAllah… Saya turut merasakan apa yang ia alami. Perasaan kasih sayang dan kepercayaan yang ia berikan, seakan- akan berbalas dengan sikap yang sangat kejam. Saya memberikan sedikit harapan dan motivasi kepadanya, agar tidak terlalu memikirkan Apa yang telah ia alami. Dan tidak selamanya sakit hati diungkapkan dengan kesedihan dan tetesan air mata, saatnya kita menenggelamkan perasaan itu dengan adanya harapan dan semangat baru yang jauh lebih besar.
Namun pada waktu itu pikirannya masih kacau. Ia masih menangis dan menyesali apa yang telah ia lakukan selama ini. Saya mengatakan, “jika kamu ingin menyesali perbuatan kamu, makan sesalilah… Namunmjangan sampai kamu berlarut larut dalam penyesalan yang mendalam. Saya yakin, bahwa perasaan cintamu kepadanya belum seberapa dibandingkan dengan kecintaan kamu ke sang Maha Pencipta”. Dengan sikap dan perasaannya yang masih sedikit kacau, saya menyarankan dia agar menenangkan diri dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Seperti firmanNya dalam QS Ar Rad: 28: “Hati orang- orang yang beriman menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat (dzikir) kepada Allah lah hati menjadi tentram”. Dia pun mau melaksanakan shalat Tahajud. Berserah diri dan pasrah dengan semua yang telah ia alami. Ia mencurahkan air matanya untuk menggapai pertolongan dan kekuatan kepada Allah swt. Alhamdulillah… Setelah beberapa hari kemudian, ia kembali menelpon saya dengan nada yang jauh lebih bersemangat dan sudah bisa tersenyum daripada hari- hari sebelumnya. Ia mengatakan bahwa ia menjadi lebih TEGAR setelah mengalami peristiwa kemarin. Alhamdulillah hirobbil alamin.
Itulah perempuan… perasaan mereka begitu lembut dan sangat peka. Sehingga mudah terluka apabila mendapatkan sedikit goresan kata- kata ataupun perlakuan yang kurang berkenan di hati. Mereka kadang begitu lemah, sehingga cenderung melampiaskan kesedihan dengan curhatan kata- kata dan tetesan air mata. Dan kadang hati mereka hampa dan kesepian, sehingga membutuhkan seseorang yang senantiasa memberikan perhatian yang lebih untuk mereka. Tidak heran, jika banyak perempuan yang mempunyai pasangan atau kekasih untuk menghiasi masa remaja mereka.
Sakit hati hanya akan memperpuruk diri kita sendiri. Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak dzikir, ikhlas, dan selalu bersabar dalam mengahadapi cobaan. InsyaAllah semua masalah bisa diatasi. Perasaan sakit hati pun dapat ditenggelamkan dan masalah pun akhirnya terselesaikan. Maka berusahalah agar kita selalu mempunyai keikhlasan dalam memaafkan kesalahan orang lain. Semua yang menimpa kita adalah atas kehendak Allah taala. Jadi tidak ada yang perlu disalahkan.
Memaafkan memang tidak bisa mengubah apapun di masa lalu. Namun ia dapat memperindah hari esok dan menceriakan hari ini. Maafkanlah masa lalu, ikhtiar lah untuk masa depan, dan syukurilah SAAT INI. Berbagai masalah itulah yang senantiasa membuat kita berTAHAN dan lebih berTUHAN. Jangan membuat diri Anda terpuruk dalm kesedihan yang mendalam. Saatnya kita untuk bangkit dan menatap indahnya masa depan goresan semangat yang senantiasa menyelimuti kita dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun.
Semoga Anda dapat mengambil hikmah dari cerita ini. Kita tidak harus mengalaminya, tapi kita bisa “ikut merasakan” kesedihan yang dialami orang lain, sehingga kita pun dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Cobaan memang kadang dibungkus dalam “wadah” yang menyakitkan, namun sesungguhnya di dalamnya terdapat hikmah yang luar biasa. Dan setelah kita berhasil memahami hikmah di dalamnya, kita akan bertambah kuat dan lebih tegar dalam menghadapi cobaan berikutnya.
ijin share k,,makasih..
BalasHapus