Mengenal diri Anda yang Sebenarnya


Mengarungi tepian kehidupan. Menapak ke segala arah unuk menemukan suatu tujuan. Berusaha selalu melangkah hadapi rintangan. Membiasakan rasa pahit dan manisnya cobaan. Merenungi semuanya, dan menggoreskan ilmu sebagai bekal untuk menjalani kehidupan.

Who am I..? Siapakah diriku..?

Siapakah diri Anda..??

Jika saya bertanya seperti itu, kira- kira Apa jawaban Anda..? Dulu, saya pernah ditanya dengan pertanyaan yang sama. Saat itu, saya benar- benar merasa bingung dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjawab pertanyaan sesederhana tersebut.

Mungkin Anda juga merasa bingung untuk menjawab pertanyaan itu sekarang. Kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah karena Anda belum: “Mengenal diri Anda yang Sebenarnya”. Kita telah banyak melangkah dan melakukan banyak gebrakan di Dunia ini, namun apa artinya jika kita belum mengenal diri kita sendiri..?

Padahal, “Mengenal diri sendiri” menjadi bekal agar kita mempunyai arah dan tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya, saat Anda melihat sebuah cermin, Anda bisa langsung mengetahui siapa diri Anda. Namun belum bisa “mengenal”, jika kita hanya tahu dari luarnya saja. Oleh sebab itu, “Kita” adalah Apa yang ada di pikiran kita, dan “Kita” adalah Apa yang kita kerjakan. Maka, suatu keunggulan tidak ditentukan oleh perbuatan sesaat, melainkan ditentukan oleh suatu kebiasaan.

Dalam hidup ini, sifat manusia dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :

1. “Orang yang tahu akan dirinya, dan ia sadar bahwa ia adalah orang yang tahu”. Inilah orang yang penuh keyakinan. Ia tahu sejauh mana kemampuan dirinya, sehingga ia dapat melangkah di Dunia ini dengan mudah. Tidak ada rasa takut dan kekhawatiran akan dirinya.

Ikutilah orang ini, karena ia tahu apa yang harus dilakukan, dan tahu strategi apa saja yang harus dipersiapkan untuk menaklukkan hari esok.

2. “Orang yang tahu akan dirinya, namun ia tidak sadar bahwa ia adalah orang yang tahu”. Orang seperti ini adalah orang yang masih terombang- ambing. Ia masih mencari jati diri yang sebenarnya. Rasa takut dan kekhawatiran masih menyelimuti dirinya, sehingga ia belum berani mengambil langkah dalam hidup ini. Dekatilah dan bimbinglah ia untuk mencari tahu siapa dirinya yang sebenarnya.

3. “Orang yang tidak tahu akan dirinya, dan ia sadar bahwa ia adalah orang yang tidak tahu”. Ini adalah orang yang rendah hati dan selalu bersikap hati- hati. Ia tahu baru sejauh mana kemapuan dirinya, sehingga ada niat yang kuat untuk senantiasa belajar dan mencari tahu apa kelebihannya.

4. “Orang yang tidak tahu akan dirinya, namun ia tidak sadar bahwa ia adalah orang yang tidak tahu”. Inilah yang paling berbahaya. Ia tidak tahu, tapi ia tidak sadar bahwa dirinya itu tidak tahu, karena hati atau qolbunya telah keras, sehingga ia tidak bisa menerima ilham dan pencerahan dari Allah swt. Ibarat sebuah kaca yang tertutup dengan debu, sehingga tidak bisa menerima cahaya dari luar.

Pada dasarnya, Allah melalui malaikat Jibril telah membagikan limpahan wahyu kepada seluruh makhluk di Dunia ini setiap hari. Namun karena hati kita kurang peka, kadang kita tidak menyadarinya. Padahal, jika kita senantiasa meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah, maka kita akan menjadi orang- orang yang “tahu”, karena kita telah mendapatkan ‘fadhilah’ (ilham yang sempurna) dalam hidup ini.

Kemudian jika kita senantiasa menjaga hati agar tetap bersih, maka kita akan mendapatkan ‘maunah’, dan jika maunah tersebut kita jaga dengan iman yang istiqomah, maka kita akan mendapatkan ‘karomah’.

Kemauan untuk merencanakan tujuan hidup akan membantu Anda untuk mengenali diri secara utuh. Dengan begitu, Anda akan mengetahui potensi dan menyadari betapa kompleksnya diri Anda. “Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu”, “Kenalilah dirimu, maka kamu akan mengenal TuhanMu”.

Dengan memahami dan selalu berusaha untuk mendekati Allah swt, maka perlahan- lahan Anda akan: “Mengenal diri Anda yang Sebenarnya”. Belum lengkaplah seorang muslim jika ia belum mengenal dirinya sendiri. Dengan mengenal diri Anda secara utuh, maka Anda akan dapat menjalani dan memahami kehidupan ini dengan mudah.

Misalnya, saat Anda sedang dihadapkan dengan rangkaian masalah dan cobaan yang berat, sebenarnya Anda lah yang paling tahu apa yang harus dilakukan, bukan orang lain. Oleh sebab itu, yakinlah dengan pertolongan Allah dan mintalah pertolongan kepadaNya. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153).

Lantas… Bagaimana kita tahu, kita sudah mengenal diri kita apa belum..??

“Jika Anda sudah dapat menjadi seseorang yang bermanfaat dan dapat melaksanakan apa yang terbaik dalam hidup ini, dengan tidak melupakan hak- hak dan kewajiban Anda sebagai seorang muslim. Berarti “Anda sudah mengenal diri Anda yang Sebenarnya”.

Congratulation..!! And see you at the Top..!!

4 Hal yang Tidak Dapat Diraih Kembali

Saya punya sebuah cerita yg ingin saya curahkan kepada teman- teman sekalian. Cerita ini saya dapatkan dari Ayah saya beberapa hari lalu. Inilah ceritanya… “Di ruang tunggu sebuah Bandara, terlihat sebuah Ibu muda tengah menunggu pesawat yang akan berangkat. Karena harus menunggu cukup lama, ia memutuskan untuk membeli sebuah majalah sebagai bahan bacaan.Ia juga membeli sebungkus biskuit untuk camilan saat menunggu keberangkatan pesawatnya.

Ia kemudian duduk di sebuah kursi ruang tunggu sambil bersandar dan mulai membaca buku yang ia pegang. Di kursi sebelah, yang hanya dipisahkan oleh sebuah meja kecil yang diatasnya tersaji sebungkus biscuit, Duduklah seorang pria yang juga tengah asyik membaca majalah.

Ketika Ibu muda mengambil sepotong biscuit dari bungkusan yang terletak di atas meja, pria tersebut juga mengambil sepotong biskuit. Si Ibu muda mulai merasa terganggu dengan perbuatan pria tersebut, namun ia diam saja. Ia hanya bergumam: “ Huuhh..., menyebalkan..!! Ingin rasanya kutampar pria ini.

Kejadian pun terus berlanjut... setiap kali Ibu muda mengambil sepotong biscuit, pria tersebut juga melakukan hal yang sama, sambil tersenyum manis kepada Ibu muda tersebut. Namun perbuatan pria tersebut justru membuat geram si Ibu muda. Ia benar- benar merasa terganggu dan emosi. Ketika biscuit tinggal tersisa 1 potong...

Si Ibu muda bergumam: “Coba saya ingin lihat Apa yang Ia lakukan..?” Kemudian si pria membelah biscuit tersebut, ia mengambil separuh dan mempersilahkan Ibu muda untuk menikmati separuhnya lagi. “Benar- benar keterlaluan..!!” Kekesalan si Ibu muda ini akhirnya memuncak. Ia segera mengemas barang- barangnya dan meninggalkan tempat duduk tersebut dan pindah ke ruang keberangkatan (Boarding room).

Ketika Ia telah duduk di dalam pesawat, ia membuka tas jinjingnya. Kemudian ia begitu terkejut..!! Ternyata biscuit yang ia beli masih utuh di dalam tasnya. Ia sangat menyesal dan benar- benar merasa malu, Ia merasa bersalah... Ia mengira bahwa biscuit yang ia makan tadi adalah miliknya. Ternyata bukan...

Pria tadi rela memberikan dan membagi biscuit antara dirinya dengan si Ibu muda tanpa merasa marah, terganggu, ataupun merasa rugi sedikitpun. Sementara si Ibu muda merasakan sebaliknya. Ia justru merasa bahwa biscuit tersebut adalah miliknya yang telah diserobot oleh pria tersebut. Dan menyangka betapa kurang ajarnya pria tersebut kepada dirinya. Masya Allah.....

Sahabatku, Apa hikmah yang bisa Anda ambil dari cerita ini..???

Sadarkah Anda, bahwa ada 4 hal yang tidak dapat ditarik kembali, yaitu:

1. “Kata- kata yang telah diucapkan”. Ia ibarat batu yang telah dilempar. Begitu tajam dan berbahaya, sehingga dapat menyakiti siapa saja.

2. “Kesempatan, setelah berlalu”. Kita telah kehilangan 1 moment yang sangat berharga, namun kita tidak menyadarinya dan membiarkannya berlalu begitu saja.

3. “Waktu, setelah beranjak pergi”. Imam Syafii bahkan mengatakan: “Sesuatu yang paling jauh adalah waktu”, karena ia tidak dapat diulang dan dicari lagi.

4. “Umur, yang semakin habis”. Oleh sebab itu. Pergunakanlah sisa dari umur kita untuk melakukan Apa yang terbaik, tidak hanya untuk di Dunia ini. Namin juga untuk bekal kita di kehidupan berikutnya.

Bagaimana dengan Anda..?? Masihkah Anda meremehkan orang disekiar Anda..?? Masihkah Anda sering dikuasai oleh amarah dan emosi yang berlebihan..??

Semoga artikel ini dapat membuka pandangan kita lebih luas. Membuat kita menjadi orang- orang yang senantiasa menjalani kehidupan ini dalam bingkai kesabaran dan ketaqwaan kepada Allah swt. Hidup tidak selalu mudah, hidup tidak selalu menyenangkan, bahkan kadang hidup ini sangat keras. Namun justru disitulah letak kebahagian yang sesungguhnya. Banyaknya permasalahan dalam hidup ini akan memberikan kita kesempatan untuk menjadi manusia yang ‘LEBIH’. Lebih baik, lebih kuat, dan lebih bertaqwa kepadaNya. Amiin..

PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI