Kekuatan pria sesungguhnya,tidak tercermin pada lebar bahunya,
Tapi dalam lebar lengan untuk merangkul keluarganya.
Kekuatan seorang pria tidak dalam nada keras suaranya,
tapi dalam kata- kata lembut yang diucapkannya.
Kekuatan seorang pria bukan dari berapa banyak teman-temannya,
Tapi bagaimana cara baik ia memperlakukan istri dan anak-anaknya.
Kekuatan seorang pria bukan bagaimana ia dihormati di tempat kerja,
Tapi dalam bagaimana ia dihormati di rumahnya.
Kekuatan seorang pria tidak diukur dari keras tidaknya pukulannya,
Tapi ada dalam sentuhan lembutnya.
Kekuatan seorang pria bukan pada bidang dadanya,
Tapi ada dalam hatinya, yang terletak di dalam dada.
Kekuatan seorang pria bukan dari berapa banyak wanita yang ia cintai,
Tapi dalam kesetiaannya kepada seorang wanita.
Kekuatan seorang pria bukan dari seberapa kuat ia bisa mengangkat,
Tapi seberapa dalam beban yang ditanggungnya...
Barakallah fiikum.
Joss tenan.....:)
BalasHapusBait terakhir itu bagus, ZaZa. (Oh iya, kamu menyebut ini puisi, atow prosa liris?).
Kanjeng Nabi SAW juga adalah figur laki-laki utama yang harus jadi panutan. Aku pikir, unjungan kita SAW adalah figur yang setia hanya pada satu istri, Khadijah R.A. Menurutku, poligami adalah privilege yang hanya dimiliki Rosul SAW.