Pergantian siang dan malam adalah peristiwa alam yang diciptakan oleh sang ilahi. Semua manusia telah mengetahui. Namun hanya sedikit sekali yang mau mengamati. Banyak yang mengamati, tapi sangat sedikit yang peka dan mau mengungkap hal kecil yang masih tersembunyi. Saya ingin bertanya, saat pertama kali Anda membuka mata dan terbangun dari tidur malam Anda, Apa yang Anda ucapkan pertama kali..? Anda mengatakan : ‘Alhamdulillah’. Apa justru mengatakan :“Astagfirullah haladzim”….?
Saya yakin, Anda yang berhasil bangun malam dan melaksanakan shalat malam akan mengucapkan : ‘Alhamdulillah…’ Dan bagi Anda yang bangun kesiangan, bahkan tidak menunaikan shalat Subuh akan mengatakan: ‘Astagfirullah haladzim..
Ya. Itulah sepenggal kata yang sering kita ucapkan. Dari pertama Kita bangun tidur sudah menunjukkan kesuksesan Kita. Kita yang berusaha mengatur dan menyisihkan sepenggal dari waktu malam untuk melaksanakan shalat Tahajud akan lebih SIAP..!! untuk menjalani aktivitas pada pagi harinya. Lain halnya dengan orang yang terlalu banyak tidur, maka ia pun justru akan lemas untuk menjalani aktivitas pada pagi harinya.
Dalam kitab Al- Madkhal, Ibnul Haaj, disebutkan bahwa: “Shalat Tahajud dapat menyinari hati, sehingga wajah selalu terlihat cerah. Dan dapat menghilangkan rasa malas, serta menumbuhkan kemauan keras”. Inilah yang akan membangkitkan diri kita. Rasa keragu- raguan akan terkubur, menjadi sikap penuh keyakinan. Rasa malas akan tenggelam, menjadi jiwa yang penuh semangat. Dan rasa putus asa akan hancur, berubah menjadi kemauan keras dan pantang menyerah yang luar biasa.
Mari buka mata, buka hati, dan buka pikiran lebih dalam… Sebenarnya tidur malam tidak ditentukan oleh kuantitias (berapa banyak waktu yang digunakan), tapi tergantung dari KUALITAS (kemampuan kita dalam memanagement tidur agar optimal dan maximal). Tahukah Anda..? bahwa tubuh manusia terdiri dari air sebanyak 75%. Air yang diam maka akan cepat kotor dan berlumut. Namun air yang selalu bergerak akan senantiasa bersih dan menyehatkan. Sama halnya dengan manusia, jika kita terlalu banyak tidur (diam) setiap harinya, maka tubuh kita pun justru akan menjadi lemah dan kurang bergairah.
Disebutkan pula dalam hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Setan mengikat tengkuk leher salah seorang dari kalian jika ia tidur, dengan 3 ikatan. Setan menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang bersangkutan) : ‘Engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah.’ Jika orang tersebut bangun, lalu dzikir kepada Allah, maka 1 ikatan terlepas. Jika orang tersebut berwudhu, maka 1 ikatan terlepas.
Jika orang tersebut shalat, maka ikatan terakhir terlepas, lalu pada pagi harinya orang tersebut akan berada dalam kondisi prima dan berjiwa baik. Jika ia tidak melakukan itu semua (tidak dzikir, wudhu, dan shalat) maka pada pagi hari, ia berjiwa buruk dan malas.” (HR Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad).
Itulah sebab mengapa saat kita bangun pagi kadang kita merasa lemas dan belum siap menjalani hari yang baru. Jika kita tidur malam karena alasan rasa lelah dalam MENGEJAR urusan- urusan dunia pada siang harinya, maka saya yakin tidur Anda tidak akan maximal. Karena Anda tidur dengan membawa beraneka ragam urusan duniawi dan permasalahan yang sedang Anda alami. Namun jika Anda tidur malam dengan NIAT agar bisa bangun untuk melaksanakan shalat malam, saya yakin Anda akan tidur dengan optimal walaupun hanya beberapa jam.
Tidurlah dengan penuh ketenangan dan kenyamanan. Serahkan semua urusan, kegelisahan dan permasalahan yang sedang Kita alami pada Allah swt. Pasrahkan diri dan hati Kita padaNya. Kemudian bangunlah pada 1/3 malam untuk menghimpun kekuatan dengan berdoa kepadaNya dan meluapkan semua kegelisahan yang Kita rasakan. Rasa lelah dapat dikalahkan oleh rasa cinta. Sebagaimana kecintaan dan ketulusan hati kita untuk menyisihkan sepenggal dari waktu malam agar bisa sujud kepadaNya.
’Detik- detik penghujung malam adalah waktu yang sangat BERHARGA. Ia bahkan tidak bisa ditebus dengan perjuangan tetesan keringat pada siang hari. Abu Sulaiman berkata : “Jika bukan karena malam, aku tidak suka untuk tinggal di Dunia ini”. Fudhail bin Iyadh berucap: Bila matahari terbenam, aku senang dengan kegelapan, karena aku dapat berkhalwat (bersunyi diri) dengan Rabbku. Namun bila matahari merekah, aku begitu sedih, karena banyak orang- orang masuk menemuiku.
Rasulullah pun bersabda : “Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu (saat) yang tidaklah seorang muslim meminta (kepada) Allah kebaikan dari perkara dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu tersebut, melainkan Allah swt memberinya, dan yang demikian itu adalah setiap malam (HR. Muslim).
Lantas, bagaimana dengan Anda..? Sudahkan Anda memanegement kehidupan malam Anda dengan melakukan sesuatu yang berarti..?? Dan masihkah Anda terlalu memikirkan kegelisahan yang sedang Anda alami..?. Yakinlah, bahwa kegelisahan yang Anda alami begitu kecil di hadapan Allah yang Maha BESAR. Ibarat sebutir debu di hamparan padang pasir yang sangat luas. Lalu untuk apa Anda membesar- besarkan kegelisahan Anda..??
“Hai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar