Merasa jenuh mengejar urusan- urusan Dunia yang sifatnya tidak pasti, sering membuat kita melupakan kehidupan Akhirat yang sifatnya justru sangatlah pasti dan nyata. Bayangkan saja…. Kita melakukan aktivitas sehari- hari dari pagi sampai sore, ataupun bahkan sampai malam hari, tapi tahukan apa sebenarnya yang kita cari..??
Semuanya cenderung menjurus kepada kesenangan dan harapan hidup bahagia di Dunia saja, tanpa memikirkan bagaimana kehidupan kita di Akhirat kelak. Oleh sebab itu, hidup ini alangkah begitu tenang, nyaman, dan indah jika kita tidak hanya mengejar urusan Dunia saja, tetapi juga diimbangi dengan mengejar urusan Akhirat.
Pengajian di kediaman Habib Zein Aidit dilaksanakan setiap 35 hari sekali, di saat itu aku benar- benar meninggalkan beberapa kegiatan demi bisa ikut Pengajian di kediaman beliau. Pernah ada teman yang bertanya kepadaku. “Apakah yang membuat hatimu merasa nyaman, tenang dan senang.?” Aku menjawab: Saat aku bisa berkumpul dengan orang2 yang aku sayangi, Saat aku bisa terbangun dari tidur pada 1/3 malam yang terakhir, dan Saat aku bisa mengikuti majelis- majelis dzikir serta Pengajian.
Subhanallah… tidak ada kebahagiaan lain selain saat- saat itu, rasanya tenaang sekali. Kadang aku berpikir… Apa sih yang menbuat kita merasa susah hidup di Dunia ini. Mungkin kita merasa sendirian, susah, dll lantaran kita jauh dari Allah. Diriwayatkan dalam suatu hadits, bahwa cobaan hidup dan musibah- musibah terberat sebenarnya dialami oleh para Nabi dan Rasul, jadi sebenarnya masalah- masalah yang kita alami saat ini tidak ada apa- apanya dibandingkan dengan cobaan- cobaan yang pernah dialami oleh para nabi dan Rasul. Jika kita selalu berusaha untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah, kita akan dapat melangkah dengan mudah di Dunia ini.
Hidup ini dimisalkan kita berada pada tebing yang sangat tinggi dan curam, tapi dibawah tebing tersebut ada berlian (dimisalkan ada harapan & keinginan yang besar). Kita tidak perlu takut untuk melangkah. Turunilah tebing itu, dan ambil berliannya. Terus siapa yang akan menolong kita untuk naik kembali..? Jawabannya: Allahlah yang akan menolong kita. Kuncinya cuma 2, yaitu: Iman dan Taqwa.
(Pengajian Bib Zein Aidit).
Semuanya cenderung menjurus kepada kesenangan dan harapan hidup bahagia di Dunia saja, tanpa memikirkan bagaimana kehidupan kita di Akhirat kelak. Oleh sebab itu, hidup ini alangkah begitu tenang, nyaman, dan indah jika kita tidak hanya mengejar urusan Dunia saja, tetapi juga diimbangi dengan mengejar urusan Akhirat.
Pengajian di kediaman Habib Zein Aidit dilaksanakan setiap 35 hari sekali, di saat itu aku benar- benar meninggalkan beberapa kegiatan demi bisa ikut Pengajian di kediaman beliau. Pernah ada teman yang bertanya kepadaku. “Apakah yang membuat hatimu merasa nyaman, tenang dan senang.?” Aku menjawab: Saat aku bisa berkumpul dengan orang2 yang aku sayangi, Saat aku bisa terbangun dari tidur pada 1/3 malam yang terakhir, dan Saat aku bisa mengikuti majelis- majelis dzikir serta Pengajian.
Subhanallah… tidak ada kebahagiaan lain selain saat- saat itu, rasanya tenaang sekali. Kadang aku berpikir… Apa sih yang menbuat kita merasa susah hidup di Dunia ini. Mungkin kita merasa sendirian, susah, dll lantaran kita jauh dari Allah. Diriwayatkan dalam suatu hadits, bahwa cobaan hidup dan musibah- musibah terberat sebenarnya dialami oleh para Nabi dan Rasul, jadi sebenarnya masalah- masalah yang kita alami saat ini tidak ada apa- apanya dibandingkan dengan cobaan- cobaan yang pernah dialami oleh para nabi dan Rasul. Jika kita selalu berusaha untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah, kita akan dapat melangkah dengan mudah di Dunia ini.
Hidup ini dimisalkan kita berada pada tebing yang sangat tinggi dan curam, tapi dibawah tebing tersebut ada berlian (dimisalkan ada harapan & keinginan yang besar). Kita tidak perlu takut untuk melangkah. Turunilah tebing itu, dan ambil berliannya. Terus siapa yang akan menolong kita untuk naik kembali..? Jawabannya: Allahlah yang akan menolong kita. Kuncinya cuma 2, yaitu: Iman dan Taqwa.
(Pengajian Bib Zein Aidit).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar