Filosofi Gerakan Sholat

Sholat yang telah Kita lakukan selama ini tentu bukan sekedar kewajiban, namun juga merupakan kebutuhan untuk jiwa kita. Merupakan sarana agar kita dapat menjalin hubungan dengan erat dengan sang Maha Pencipta. Dibalik itu semua, terdapat filosofi yang luar biasa dari gerakan- gerakan sholat yang Kita lakukan sehari- hari.

1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir)
Pengawalan segala sesuatu, sebagaimana hidup dimulai kelahiran, sesuatu yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala aktivitas kita adalah karena Allah. Takbiratul Ihram sebagai starting point sholat, simbol starting perjalan hidup. Bermakna penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya kita ada dan karenaNYa kita melakukan perjalanan hidup.

2. Berdiri (Gerak Perjalanan)
Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena jika duduk dan berdiam kita tidak mungkin bisa berjalan. Tegak artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial juga harus ditegakkan. Sebagai mana sabda rosulullah : “Sholat adalah tiang agama (agama didirikan/ ditegakkan oleh sholat)”.

Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala hukum dan kehendak Allah. Kedua tangan mendekap  ulu hati, simbol bahwa hati harus selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup.

Guru yang Terbaik

Kita tentu masih ingat sosok Guru terbaik saat dulu kita masih sekolah, seorang Guru yang memberi inspirasi untuk selalu belajar dan melakukan yang terbaik. Guru tersebut selalu memberikan tantangan bagi Kita untuk terus maju, lebih dari Guru lainnya. Awalnya…., mugkin tantangan itu terasa tidak adil, bahkan kadang dianggap “kejam”. Namun sekarang…, Kita tentu akan memandang berbeda. Kita lebih memandangnya dengan rasa hormat dan percaya, bahwa karena tantangan itulah kita bisa maju seperti sekarang.

Saat ini masih ada sosok “Guru Hebat” yang selalu mengajari Kita. Dan Guru Terbaik itu adalah ‘Kehidupan’. Ia adalah Guru yang Terbaik. Namun pelajaran yang Ia berikan sering keras, tajam, dan kadang kejam. Disana ada banyak kekecewaan, kesedihan, kebingungan, bahkan rasa lelah dalam pengajarannya.

Namun di luar segala pelajaran itu, renungkanlah…. Bahwa Guru yang selalu bersama Kita telah membentuk diri kita menjadi seperti sekarang ini. Ia telah mengajarkan arti kerja keras untuk mendapatkan tujuan, mengajarkan arti kesabaran saat harapan tak sesuai dengan kenyataan, mengajarkan arti kasih sayang untuk memberikan yang terbaik, dan mengajarkan arti keimanan, bahwa Kita hanyalah seorang makhluk yang kecil dan tidak bisa berbuat apa- apa, kecuali atas izin dan pertolongan dariNya.

Gratis Sepanjang Masa

Suatu sore seorang anak menghampiri Ibunya di dapur sambil menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang Ibu mengeringkan tangannya dengan celemek, ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya…………………
  • Untuk memotong rumput Rp 2000.
  • Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp 3000.
  • Untuk pergi di Toko disuruh Ibu Rp 2000.
  • Untuk membuang sampah Rp 1000.
  • Untuk menyapu halaman Rp 2000.
Jadi jumlah utang Ibu adalah Rp 10000.
Akhirnya sang Ibu memandang si Anak dengan penuh kasih sayang, kemudian berbagai kenangan terlintas dalam benak sang Ibu. Lalu Ia mengambil pulpen, menuliskannya dan memberikan kertas itu kepada si Anak. Dan inilah yang Ia tuliskan….
  • Untuk 9 bulan Ibu mengandung, GRATIS
  • Untuk semua malam yang Ibu lewati untuk menemani kamu, GRATIS
  • Untuk mengobati dan mendoakan kamu setiap hari, GRATIS
  • Untuk semua kesusahan & air mata yang mengalir untuk merawat kamu, GRATIS
Jika dijumlahkan semua, harga cinta Ibu adalah gratis, Anakku…. Dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapati bahwa cinta yang Ibu berikan adalah tulus dan tanpa mengharap apapun. Seusai membaca Apa yang ditulis Ibunya, air mata sang anak pun mengalir di pipinya, kemudia Ia langsung memeluk erat sang Ibu, mengambil pulpen dan segera menulis kata LUNAS. 

Temaan, ada banyak hal berharga di Dunia ini yang tidak bisa dinilai dengan uang. Dan cinta serta kasih sayang yang telah orang tua berikan tidak bisa dibayar dengan apapun, kecuali dengan berbakti dan membahagiakan hati mereka sekarang.

Anugrah yang Paling Berharga

Ada sebuah telaga indah yang airnya sejuk, jernih, dan tenang. Permukaannya berkilauan, bukan hanya karena memantulkan sinar rembulan, namun juga karena adanya batu- batu pualam yang berada di dasarnya yang juga memancarkan cahaya. Kedamaian selalu menyelimutinya. Namun sayangnya, telaga itu tak mudah dijangkau. Ia terletak di tengah hutan lebat yang dipagari oleh semak berduri, pepohonan tinggi dan binatang buas yang siap menghadang setiap langkah kesana. Namun siapapun yang mampu menemui dan meneguk keindahannya, maka raja rimba pun akan tunduk kepadanya.

Tahukah Engkau apa “Telaga” itu…..?

Telaga itu adalah hati nurani kita, yang senantiasa menyerukan ketentraman batin dan ketenangan jiwa. Kesejukan tegukan airnya memberi makna yang dalam bagi hidup ini. Sedangkan “rimba lebat yang penuh dengan onak dan ganasnya binatang buas” adalah emosi dan hawa nafsu yang selalu menyelimuti hati ini. Tanpa disadari… Ia pun dapat melukai dan menjerumuskan kita. Namun bila kita telah menemukan suara hati itu, maka ketentraman batin dan ketenangan jiwa tentu akan menyelimuti hati. Berjuanglah untuk menemukan “telaga jernih” milik Kita dan itulah yang akan menjadi “Anugrah Paling Berharga” yang Kita miliki.

“Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak memandang bentuk tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan dan  harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati  yang baik dan shaleh, maka Allah menyukainya. Dan Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim).

Datangnya Pertolongan dari Allah

Seringkali kita mengira apa yang telah terjadi adalah akhir dari segalanya. Namun ternyata pertolongan Allah selalu ada. Berapa kali Kita merasakan jalan telah buntu? Namun ternyata kebahagiaan, kebaikan, dan keberhasilan telah datang untuk Kita. "Katakanlah Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan.' (QS. al-An'am : 64). Segala kemudahan datangnya dari Allah. Tidak ada daya dan upaya Kita, kecuali hanyalah Allah yang menentukan segalanya. Ibnu Taimiyah menyebutkan "Dengan 'La haula wa la quwata ila billah" 'Tiada daya dan tiada upaya kecuali hanya Allah', semua beban bisa ditangguhkan, semua bencana bisa diatasi dan semua kesulitan mendapatkan kemudahan.

Abu Dzuaib al-Huzali saat ke delapan anaknya meninggal dunia dalam waktu satu tahun. Ditengah derita, dirinya percaya dan berserah diri hanya kepada Allah, dalam doa yang dipanjatkan : "Ya Allah, Engkau ambil ke delapan anakku sebelumnya Engkau memberikannya kepadaku, maka berikanlah aku kekuatan dan ketabahan agar aku mampu mensyukuri setiap apapun yang Engkau berikan & Engkau ambil dariku". Bagi dia hanya kehilangan sebagian kecil saja dari keseluruhan nikmat yang diterimanya, maka tidak berapa lama Allah menggantikan dengan memberikan anak-anak yang sholeh untuknya.

Demikian juga ketika Raja Namrud melempar Nabi Ibrahim Alaihi Salam kedalam api yang berkobar, namun api tidak mampu membakar tubuh Beliau semua itu terjadi karena pertolongan Allah. "Wahai Api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim."(QS. al-Anbiya' : 69). Oleh karena itu, janganlah merasa terhimpit sedetikpun karena setiap keadaan akan selalu berubah. Sebaik-baiknya kemuliaan dalam hidup kita adalah bersabar menanti datangnya pertolongan Allah. Betapapun membutuhkan waktu untuk bersabar hari demi hari, malam demi malam, dan walaupun disetiap tetes air mata yang telah mengering. Yakinlah..., Allah mengerti apa yang terbaik dan Ia pasti memberikan pertolonganNya untuk Kita.

Terimakasih kepada Pak Agussyafii atas pencerahan yang telah diberikan.

Keutamaan PUASA SYAWAL, setelah usai Ramadhan

Sepuluh jari sudah tersusun rapi. Bunga melati pengharum diri. Niat kami setulus hati. Tuk mohon maaf dihari yang fitri. Minal aidzin wal faidzin ya..? Alhamdulillah… Puasa Ramadhan telah kita lalui. Semoga amal ibadah kita diterima disisiNya dan diberi umur yang panjang agar diberi kesempatan untuk mencicipi nikmatnya bulan Ramadhan tahun depan. Amiin…

Setelah bulan Ramadhan usai, tibalah bulan yang tak kalah hebatnya, yaitu bulan syawal. Nah..!! Bicara tentang bulan syawal. Banyak teman saya yang bilang kalau ini adalah “bulan pembalasan”. Karena setelah sebulan menahan lapar dan dahaga di bulan Ramadhan, pada bulan syawal inilah saat untuk “balas dendam”, bebas makan makanan apapun. Dan merupakan “zona penggendutan”, karena pada bulan ini banyak makanan bertebaran dimana- mana, “katanya”. Hehehe... Smg kita tidak demikian ya..? Bagi orang- orang yang telah tahu. Tentu akan memanfaatkan bulan ini dengan lebih baik, yaitu dengan melaksanakan “puasa syawal”.

Dari Abu Ayub ra, Rosulullah bersabda : "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan, lalu menyambungnya dengan (puasa) 6 hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti berpuasa selama 1 tahun . (HR. Muslim). Mengapa pahalanya bisa menjadi 1 tahun..?

Imam Ahmad dan An-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, bahwa rosulullah saw bersabda: "Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) 10 bulan, sedangkan puasa 6 hari (di bulan Syawal) pahalanya sebanding dengan (puasa) 2 bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama 1 tahun penuh." ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam "shahih" mereka.). Lantas bagaimana menjalankan puasa syawal tersebut...? Dikutip dari Al Minhaj shahih muslim, bahwa puasa melaksanakan puasa syawal itu :
  1. Selama 6 hari di bulan syawal, lebih utama dilaksanakan di awal dan lebih utama dilakukan secara berurutan,
  2. Diusahakan untuk menunaikan qadha (hutang) puasa terlebih dahulu, karena qadha merupakan kewajiban dan puasa syawal hukumnya adalah sunah.
 Beliau saw juga bersabda,” Maukah Engkau aku tunjukkan pintu- pintu kebaikan? Rosul menjawab :
  1. PUASA sebagai perisai, 
  2. Sedekah sebagai penghapus kesalahan, sebagaimana air memadamkan api, dan 
  3. Shalatnya seseorang di tengah malam.” (H.R Tirmidzi).
Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di DUNIA, puasa adalah perisai dari perbuatan- perbuatan maksiat, sedangkan di AKHIRAT adalah perisai dari api neraka. Rasulullah saw juga bersabda dalam hadits Qudsi: “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan- amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari). Nah, jika IA sudah mencintai kita. Tentu kita akan lebih nyaman dan tentram hidup di Dunia ini. Senantiasa diberi ketabahan dalam menghadapi setiap cobaan, dibukakan pintu- pintu ilmu yang bermanfaat, dan diberi rezeki yang tak terduga. Amiin..

Hidup hanya sebentar. Sayang… Jika harus menjalaninya dengan “biasa- biasa” saja. So, lakukanlah yang terbaik.

PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI