Selalu Ada Jalan Keluar

Ketika permasalahan hidup membelit dan kebingungan serta kegalauan mendera rasa hati. Ketika gelisah jiwa menghempas- hempas. Ketika semua pintu solusi terlihat tertutup. Dan kepala terasa begitu berat. Tak mengerti apalagi yang mesti dilakukan. Tak tahu lagi jalan mana yang harus ditempuh. Hingga dunia terasa begitu sempit dan menyesakkan. Ketika kepedihan merujit- rujit hati. Ketika kabut kesedihan meruyak, menelusup ke dalam sanubari. Atas musibah- musibah yang beruntun mendera diri. Apalagi yang dapat dilakukan untuk meringankan beban perasaan? 

Apalagi yang dapat dikerjakan untuk melepas kekecewaan?
Ketika kesalahan tak sengaja dilakukan. Ketika beban dosa terasa menghimpit badan. Ketika rasa bersalah mengalir ke seluruh pembuluh darah. Ketika penyesalan menenggelamkan diri dalam air mata kesedihan. Apa yang dapat dilakukan untuk meringankan beban jiwa ini?

Sungguh kita semua pasti pernah merasakan kebuntuan hati. Seolah semua jalan keluar sudah tertutup rapat. Maka saat itulah kita baru menyadari betapa lemahnya diri dan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT. Namun Allah tetap menyuruh kita untuk tetap tegar dan bertahan dalam firmannya : “Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.S Ali Imran 139 ).

Ketahuilah, bahwa hati juga ibarat tubuh. Ia juga memerlukan nutrisi, hati juga perlu istirahat dan mengadu. Mengejar dunia yang tak pasti membuat diri ini lelah dan butuh asupan energi. Maka, menepi di keheningan malam, berdzikir dan bermunajat kepadaNya sungguh akan membuat diri ini tenang. Ber muhasabah dan menyepi dengan sang ilahi adalah cara yang efektif untuk mengobati luka pedih di hati.
Tidak heran, jika sahabat nabi Fudhail bin Iyadh berucap: “Bila matahari terbenam, aku senang dengan kegelapan, karena aku dapat berkhalwat (bersunyi diri) dengan Rabbku. Namun bila matahari merekah, aku begitu sedih, karena banyak orang- orang masuk menemuiku”.

Menyadari kelemahan bukan berarti pasrah sebelum ikhtiar. Bukan pula pembenaran atas segala kesalahan dan kecerobohan. Namun sebagai bentuk bersandarnya hati pada sang ilahi. Allah berfirman, “Barangsiapa bertakwa kepada-Nya, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” Rasulullah pun bersabda, “Ikutilah kesalahan dengan amal baik, niscaya ia akan menghapus dosa- dosamu.”

Ibnul Jauzi juga pernah berkata, “aku pernah dihimpit permasalahan yang membuatku gelisah dan galau berlarut- larut. Kupikirkan dan kucari solusi dengan segala cara dan usaha. Tapi aku tidak menemukan satu jalan pun untuk keluar darinya, hingga kutemukan ayat itu. Maka kusadari, bahwa jalan satu- satunya keluar dari segala kegalauan adalah ketaqwaan. Dan ketika jalan ketaqwaan itu kutempuh, tiba-  tiba Allah sudah lebih dulu menurunkan penyelesaian. Subhanallah…
--------
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka- sangkanya” (QS Ath Thalaaq : 2-3)

Hanya Satu Menit

Satu menit..? Sepertinya tidak bermakna, mungkin karena tak berasa maka lewat begitu saja. Hanya enam puluh ketukan, jika satu ketukan bernilai satu detik. Benar- benar tak terasa, hingga akhirnya tak dimaknai. Dan seringkali kumpulan menit itu kita perlakukan seperti air, mengalir begitu saja. Tanpa kita berikan arah, tanpa kita tetapkan tempat berakhir. Mengalir, mengalir, dan terus mengalir….

  Seringkali himpunan air itu kita perlakukan seperti gelas. Kita isi dan nikmati, tanpa sadari khasiat dari isi gelas itu sendiri. Padahal, satu menit itu bisa membawa kita pada dua pilihan tempat berakhir , keindahan atau kepedihan. Karena walaupun cuma ‘satu menit’ ternyata itu sangat berharga di mata sang Pemilik Waktu. Karena satu menit itu tak pernah luput dari penglihatan dan pengawasan Sang Maha Melihat. Karena satu menit itu memiliki arti bagiNya, atas keputusan yang ditetapkan untuk kita.


Dia akan menghargai satu menit yang dimiliki dalam hidup ini dengan berlipat kebahagiaan yang tak terbayangkan oleh kita. Karena dialah sebaik- baiknya Pemberi Penghargaan bagi manusia yang tak pernah lelah mencari PerhatianNya. Satu menit saja, tak lebih, namun dapat bermakna, bila kita mau. Satu menit saja, hanya satu menit, dapat bernilai, bila kita tahu. Dalam satu menit, kita bisa melakukan banyak kebaikan dan kebahagiaan. Maka tentu tak layak, jika satu menit itu kita buang begitu saja.

 Dalam satu menit, kita bisa membisikkan Surat Al Ikhlas. Dan Allah akan menilai bisikan penuh makna itu sama seperti kita membaca sepertiga kitabNya. Dalam satu menit, kita bisa mengucapkan puji, “Subhaanallah wa bi hamdihi” sebanyak 100 kali. Dan Allah akan mengampuni banyaknya dosa- dosa kita sebanyak buih di lautan.

Dalam satu menit, kita bisa mengucapkan “Subhaanallaahi wa bi hamdihi Subhaanaallaahil ‘aziim,n Subhaanallaah, wa’l hamdu lillah, wa laa ilaah ill Allaah, wa Allaahu Akbar sebanyak 50 kali. Dan Allah mencintai manusia yang mengucap dua kalimat ini, sebagaimana rosulullah bersabda : “Saat aku mengucapkan, 'Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar, maka cintanya berhamburan untukku” (HR Muslim).

Dalam satu menit, kita bisa mengucapkan Laa hawla wa laa quwwata illa billaah. Kata- kata ini adalah satu dari kekayaan surga, sebagaimana yang tercantum dalam riwayat Bukhari- Muslim. Dan dalam satu menit, kita dapat mengirimkan doa untuk junjungan kita Nabi Muhammad saw dengan mengucap “Sallallaahu ‘alayhi wasallam (Semoga Allah memberkati dan memberinya kedamaian). Dengan doa itu Allah akan memberikan 500 kebaikan.

Ternyata… 1 menit yang kita miliki sangatlah berarti. Jika kita mau menghargai dan melakukan setiap kebaikan. Time is like a river. You cant touch the same water twice, because the water has passed will never pass again. So, manage your  time alhough that’s only one minute.

Menggapai Pertolongan Allah

Setiap manusia pasti punya masalah dalam hidup ini, ada yang terikat masalah hutang, keluarga, pekerjaan, masalah dengan kuliah, sekolahnya, dll. Namun kita harus yakin, bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya, dan kita sendiri juga harus yakin dengan Pertolongan dan Kasih Sayang Allah.

Ujian yang menghadang kadang membuat kita kuwalahan dan menumpahkan air mata. Bahkan, tak sedikit dari kita yang  langsung mengeluh dan berputus asa. Padahal Allah telah memberikan janji bahwa di balik kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat. Allah pun berfirman :“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5).

Kemudian ayat ini diulang lagi: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6). After a Storm Comes a Calm , Badai pastilah berlalu. Yakilah bahwa setelah kesulitan pasti ada jalan keluar, jika kita focus mencari solusi dan berhenti mencari alasan. “Lantas bagaimana agar kita dapat menemukan jalan keluarnya..?”

Ya. Shalat Tahajud adalah salah satunya. Shalat yang dihiasi oleh indahnya sinar rembulan dan diselimuti oleh hangatnya cinta ilahi dalam kerinduan yang tak terperi. Tetesan dan percikan air wudlu yang jatuh membasahi bumi menambah indahnya malam yang penuh keheningan. Tenang dan syahdu. Sepertiga malam yang terakhir adalah malam yang bertabur mukjizat. Pada saat itulah pertolongan terBESAR dari Allah akan datang.

Al Quran memberikan gambaran yang luar biasa kepada orang yang ahli Tahajud dengan ungkapan “Lambungnya jauh dari tempat tidur”, dalam QS. As Sajdah : 15-16. Dan dalam QS. Adz Dzaariyaat : 15-18, Tak heran jika Allah akan memberikan suatu kamar yang indah di Surga untuk para pecinta Tahajud. Dari Abdullah bin Amr ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Di dalam syurga terdapat sebuah kamar yang luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luarnya”.
Lalu Abu Malik Al Asy’ari bertanya, “Untuk siapa kamar itu Ya Rasulullah?”. Rasulullah saw menjawab : “Bagi orang yang membaguskan pembicaraan, memberi makan orang yang membutuhkan dan shalat malam pada saat orang tidur”. (HR. At Thabrani, dan Al Hakim). Subhanallah…

Abu Hurairah ra.berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda : “Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam yang terakhir, lalu ia berfirman, Barangsiapa yang berdoa kepadaKu pasti Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon kepadaKu pasti Aku beri, dan barangsiapa yang meminta ampun kepadaKu pasti Aku ampuni. (HR. Muslim).

    Dalam kitab Al- Madkhal, Ibnul Haaj, disebutkan pula bahwa Shalat Tahajud dapat menggugurkan dosa, sebagaimana angin kencang menggugurkan daun- daun kering dari dahan pohon. Dapat menyinari hati, sehingga wajah selalu terlihat cerah. Dan dapat menghilangkan rasa malas, serta menumbuhkan kemauan keras‘. Inilah yang akan membangkitkan diri kita. Rasa keragu- raguan akan terkubur, menjadi sikap penuh keyakinan. Dan rasa malas akan tenggelam, menjadi jiwa penuh semangat yang luar biasa.
 
Yakinlah, bahwa semua kesulitan hidup tidak akan menghancurkan kita. Namun justru akan mencetak kita menjadi pribadi yang tangguh, kuat, dan tidak pernah mengeluh dalam menghadapi deburan ombak kehidupan. Kerena rahasia kehidupan akan terungkap, saat kita bisa menaklukkan cobaan- cobaan terberat dalam hidup ini. Derajat kita akan dinaikkan dan dosa- dosa akan dilebur.

So, Bagaimana dengan kita..? Masihkah Kita mengeluhkan semua masalah yang dialami..? Pertolongan telah Allah berikan, Namun mengapa Kita tetap tidur pulas dan tidak menghirakuannya…?? “Hai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153).


Sebuah Ketulusan yang Sebenarnya

Pada zaman nabi, di sebuah sudut Kota Madinah ada seorang pengemis buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan pernah kau dekati Muhammad. Dia itu orang jahat, pembohong dan tukang sihir. Jika kalian mendekatinya, maka kalian akan dipengaruhinya.

    Tiada hal lain yang dilakukan si pengemis kecuali menengadahkan tangan dan meneriakkan kata- kata itu berulang kali. Namun demikian, setiap hari selalu ada seorang pria yang mendatangi pengemis itu dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah katapun, pria itu selalu menyuapkan makanan yang ia bawa dengan penuh kasih sayang kepada si pengemis. Pengemis pun berkata kepada pria itu “Wahai sahabatku, jangan pernah kau dekati Muhammad, dia itu pembohong dan orang jahat..!!

    Suatu ketika…  Pria yang biasanya datang menyuapinya makan itu tidak lagi datang kepadanya. Pengemis buta itu semakin hari semakin lapar, dan bertanya- tanya dalam dirinya, “Apa yang terjadi dengan pria itu..?” Sampai suatu hari ada seorang pria yang datang memberinya makan. Namun saat ia menyuapi sang pengemis, ia justru marah sambil menghardik : “Siapa kamu..? Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”. “Aku adalah orang yang biasa”, kata orang itu. Pengemis pun menjawab, “Tidak mungkin, kamu pasti bohong”.

    Apabila Ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasanya datang selalu mengusap rambutku terlebih dahulu. Selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, sehingga tak sulit mulut ini mengunyah. Mendengar jawaban dari pengemis buta tersebut, pria tadi tidak sanggup menahan air matanya. Sambil menangis Ia berkata, “Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah sahabatnya. Namaku Abu Bakar. Orang berhati mulia yang biasa menyuapimu adalah Rosulullah Muhammad saw.

    Pengemis buta itu langsung terkejut. Tubuhnya bergetar dan tidak ada kata- kata yang keluar dari mulutnya. Air matanya kemudian mengalir begitu deras di pipi, seolah tak terbendung mengenang manusia berhati mulia, Muhammad saw. Pada saat itu juga si pengemis itu masuk islam. Subhanallah…

----------
Teman… kerasnya batu memang bisa dihancurkan dengan lembutnya air. Kerasnya hati manusia pun dapat diluluhkan dengan ketulusan dan kasih sayang. Semua hanya butuh 1 kata yang bernama “kesabaran”. Nilai suatu kesabaran yang sebenarnya tak terbatas, hanya kita saja yang kadang selalu “membatasinya”. Sehingga tak jarang banyak orang yang berrkata : “Oh, kesabaranku sudah habis”..!! padahal kesabaran itu tak terbatas, sebagaimana yang Rosulullah SAW ajarkan.

Life simply, Love generously, Care deeply, and Speak kindly.

PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI