Memainkan PERAN TERBAIK kita di Dunia

Assalamualaikum wr wb, wahai para sahabat…
Ujian apakah yang sedang melanda dirimu saat ini.? Yang engkau ‘balut’ dengan senyuman.? Dan jika engkau sudah tidak kuasa menahan… Kau curahkan kepada orang- orang terpercaya… Atau melalui berbagai sarana dan media.?

Wahai sahabatku, yang Maha Mencipta berkata : I’ lamuu annamal hayaa tuddun yaa la ‘ibun. “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan” (Q.S Al Hadiid: 20). Dan SAAT INI… Kita sedang berada dalam sebuah panggung permainan ‘yang nyata’ untuk “Memainkan PERAN TERBAIK kita di Dunia”. Dengan berbagai macam peran yang akan kita mainkan… Berbagai keadaan… Dan dengan segenap penjiwaan yang ada.

“Wa annahu huwa adhaka wa abkaa”. “Dan bahwasannya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis (Q.S An Najm: 43). Lantas, adegan apa yang sedang engkau perankan..? Seseorang yang kaya, ataukah seseorang yang miskin..? Kaya jiwa atau harta..? Miskin harta ataukah miskin batin..? Menjadi seorang insan yang penuh duka ataukah seorang hamba yang senantiasa ceria dan bahagia.? 
Suatu ketika peran yang Engkau mainkan pasti akan memaksamu untuk ‘menangis’. Dan di saat yang lain juga akan memaksamu untuk tersenyum, dan pada saat engkau tersenyum bahagia, Dunia pun seolah akan penuh warna dan langit akan terlihat mempesona. Itulah bukti keagungan KUASANYA… Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaa ha ilallah, wallahu akbar…

Karena itu sahabatku… Mainkanlah peranmu dengan penuh kesabaran. Dan jangan meninggalkan sholat, niscaya engkau akan selalu diberi kemudahan. Sebagaimana Rosulullah bersabda : “Luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Ikutilah sunah- sunahnya, agar peran yang Engkau maikan selalu berada dalam arah yang benar, sehingga pasti akan membuat sang Maha Pencipta senang. Karena engkau mampu memainkan peranmu dengan baik.

“Laa tahzan walaa takhaaf”. Janganlah sedih dan janganlah takut. Karena sang Maha Kuasa berbisik lembut dalam Qolbumu : “Maa wadda ‘aka rabbuka wamaa qalaa”. “Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu (Q.S Ad Dhuha: 3). Di saat kita terpuruk dalam kesedihan yang mendalam, ia pun memberikan motivasi yang luar biasa kepada kita : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang- orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Q.S Ali Imran: 139).

Tetap siagalah… Agar engkau tidak terpedaya dengan bujuk rayuan Setan yang penuh tipuan. Karena sungguh setiap peran yang engkau mainkan akan selalu diperhatikan dengan cermat dan penuh perhitungan. Jika engkau mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai macam peran yang melelahkan, maka DEKATI lah Dia... Bukankah dengan sifat Maha Penyayangnya engkau sebut dia ‘Yang Tersayang’. Dan bukankah dengan sifat Maha Pengasihnya engkau sebut dia ‘Yang Terkasih.?’ Lantas, mengadulah pada kekasihmu. Dia pasti akan menguatkan jiwa dan menentramkan Qolbumu. Karena dia adalah sebaik- baiknya pelindung dan penolong yang engkau miliki. Percayakan semua masalahmu kepadaNya. Kemudian rasakan lah Apa yang akan terjadi…

Jika engkau lelah dengan hiruk pikuk kesibukan Dunia pada siang hari, maka menepilah. “Qumill lailaa”, Bangunlah untuk shalat malam (Q.S Al Muzaammil: 2). “Karena bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” (Q.S Al Muzaammil: 6). Shalatlah dengan penuh rasa cinta dan kerinduan, seperti jika engkau akan menemui Kekasihmu. Kemudian “warattilil qur’aana tartiilaa”. Bacalah Qur’an itu dengan perlahan- lahan (Q.S Al Muzaammil: 4). Maka engkau pasti akan merasa jauh lebih tenang… Curahkan semua apa yang ada di hatimu dengan pilu dan dengan tangisan yang syahdu. Karena sesungguhnya ia adalah sebaik- baiknya pendengar. Dan berdoalah dengan penuh harapan agar ia berkenan untuk mengabulkan.

“Iyya kana’budu wa iyya kanasta’in. Ih dinasira talmustaqim. Sira taladzi na’an’am ta alaihim. Ghairil maghduu bi alaihim walad dhalliin. Amiin…”. Ya Allah,  hanya kepadaMu lah kami menyembah dan hanya kepadaMu lah kami mohon pertolongan. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang- orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S Al Fatikhah: 5- 7). Amiin….

Apa yang DIUSAHAKAN sebanding dengan yang DIDAPATKAN

Hidup adalah permainan, tapi hidup bukan untuk main- main. Banyak yang meraih kemenangan dan mendapatkan sebagian besar harapan yang ia inginkan, tapi banyak pula yang mengalami kekalahan karena dikuasai oleh sikap lemah dan keluh kesah dalam menjalani kehidupan. Namun semua tidak ada yang sia- sia. Dibalik setiap peristiwa selalu ada hikmah yang luar biasa. Dalam permainan yang “nyata”, setiap individu berhak memilih peran apa yang ingin dimainkannya. 

Di sisi lain, Allah SWT pun telah mempersiapkan takdir dan pilihan yang terbaik untuk kita dan para hamba Allah yang lainnya. Yang penting tugas kita adalah : memainkan peran  kita dengan baik. Dan untuk menjadi yang terbaik, tentu membutuhkan perjuangan yang baik pula. Perjuangan yang luar biasa dengan tawakal yang istimewa. Bukan perjuangan yang biasa dan banyak leha- leha.  

Tak dapat dipungkiri,  bahwa di era yang serba INSTAN ini telah membuat kita menjadi orang yang terlena. Selalu ingin berusaha dengan usaha dan tawakkal yang kecil, tapi ingin mendapatkan hasil yang BESAR.  Mungkin Anda masih ingat tentang “prinsip ekonomi” yang mengatakan bahwa: “Dengan modal yang sekecil mungkin harus menghasilkan keuntungan yang SEBESAR mungkin”.  Lalu waktu pun membuktikan bahwa prinsip ekonomi yang INSTAN tersebut kini sudah tidak berlaku lagi. Sebab unsur kezaliman akan menjadi sulit dihindari. Karena akan mendorong manusia untuk menghalalkan berbagai macam cara, agar mendapatkan keuntungan.

Apalagi dalam urusan ibadah… Sangat tidak cocok saat kita berprinsip, “Dengan ibadah sekecil mungkin, maka akan menghasilkan pahala SEBESAR mungkin”. Maka ini akan sangat tidak seimbang. Padahal, jika kita ingin pahala yang BESAR maka kita pun harus meraihnya dengan perjuangan yang BESAR pula. Suatu harapan BESAR selalu 1 paket dengan ujian dan cobaan- cobaan yang BESAR pula. Ibarat kita ingin menjadi pelaut yang ulung, maka harus berani berlayar di ganasnya lautan yang penuh deburan.

Manusia itu ibarat “batu marmer”. Batu marmer yang diproses dengan mudah dan cepat atau INSTAN, maka hanya akan menjadi lantai keramik yang mempunyai manfaat begitu kecil, tipis, mudah rusak, dan hanya akan diinjak- injak oleh banyak orang. Lain halnya jika batu marmer itu diproses dengan tahapan yang sulit, dipanaskan, diukir, dan dipahat agar menjadi patung marmer yang indah. Prosesnya memang sangat sulit dan sakit. Namun kelak setelah menjadi patung, pasti akan tampil menawan dan membahagiaan banyak orang yang memandang.

So, menurut kami… “Apa yang DIUSAHAKAN itu akan sebanding dengan yang DIDAPATKAN”. “Perbaikilah usaha (ikhtiarmu), niscaya doamu dikabulkan”. (H.R Thabrani). Allah Maha Melihat, dan ia PASTI melihat usaha dan tawakal yang telah hambanya lakukan. Orang yang yang gigih berusaha insyaAllah akan mendapatkan Apa yang ia usahakan. Dan kebahagiaan itu bukan terdapat pada hasil yang kita dapatkan. Namun lebih ke usaha dan adanya niat untuk selalu BERGERAK dalam mencapai tujuan yang kita harapkan. InsyaAllah…
Success is a JOURNEY, not a destination.

PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI