Mengenal Diri Sendiri, Memahami Tuhan, dan Tahu apa yang Harus Dilakukan

Allah menciptakan manusia menjadi makhluk yang paling sempurna di Dunia ini, dengan anugrah berupa kepekaan hati, akal, dan hawa nafsu. Seorang yang bisa mengontrol ketiga hal tersebut dengan seimbang, maka kedudukannyabisa melebihi malaikat. Namun sebaliknya, sifat manusia yang tak berakal dan dikuasai oleh hawa nafsu, kedudukan mereka bahkan bisa lebih rendah dari seekor binatang sekalipun. Astagfirullah hal adzim…

Untuk apa kita diciptakan di Dunia ini..? Apakah Tuhan menciptakan kita begitu saja dan membiarkan kita menjalani kehidupan tanpa arah dan tujuan yang jelas..? Tentu tidak bukan... Ia menciptakan kita dengan maksud dan tujuan yang sangat jelas. Namun tidak semua orang MENYADARI tentang tujuan ia diciptakan di Dunia ini, sehingga mereka pun masih saja menebar keburukan dan kejahatan dimana- mana.

Allah telah memberikan kita amanah yang besar untuk menjadi ABDULLAH dan KHALIFAH di muka bumi ini, tugas seorang Abdullah (hamba Allah) adalah dengan senantiasa beribadah, menjalankan perintahnya dan menjauhi laranganNya. Sedangkan tugas seorang khalifah (pemimpin) adalah untuk menyejahterakan, melestarikan dan menjaga Alam semesta. Kemudian, Ia memberikan kita Al Quran dan Hadits sebagai petunjuk agar kita dapat mengemban dan melaksanakan amanah yang Ia berikan dengan benar.

Banyak orang telah mengetahui tujuan ia diciptakan di Dunia ini, namun sedikit dari mereka yang MENYADARI dan berusaha untuk MENGEMBAN amanah yang telah Allah berikan. Ada yang baru remaja, namun ia sudah sadar dan tahu tentang hakekat kehidupan yang sebenarnya, sudah tahu apa saja yang harus dilakukan, dan sudah memulainya saat ini. Namun ada pula yang sudah berusia 40 tahun lebih, namun masih belum menyadari hakekat kehidupan dan tidak tahu Apa yang harus ia lakukan. MasyaAllah…

Sadarkah Anda..? Bahwa Allah menghadirkan berbagai macam cobaan dan ujian dalam hidup ini untuk membantu kita agar lebih mengenal, memahami dan menemukan kemampuan diri kita yang sebenarnya. Allah pun selalu memberikan pertolonganNya di saat kita sedang kewalahan. Pertolongan- pertolongan yang kadang tidak terlihat, namun terasa begitu nyata. Adanya semangat, kesabaran, kekuatan, dan harapan yang sangat besar, bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang begitu dekat. Seperti janjinya dalam QS. An Nasyr: 6, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Semakin banyak masalah yang berhasil kita taklukkan, maka kita akan semakin memahami arti sebuah kehidupan yang sebenarnya. Karena rahasia kehidupan akan terungkap saat kita berhasil melewati masalah- masalah yang ada. Cahaya hikmah akan bersinar . Dan dengan perenungan dari berbagai hikmah itulah kita akan semakin “Memahami Tuhan, Mengenali Diri sendiri, dan Tahu apa yang Harus Dilakukan”.

Oleh sebab itu, agama dihadirkan agar kita dapat memahami dan mengenal Tuhan secara utuh. Banyak orang yang beragama tapi belum mengenal Tuhannya dan belum memahami secara utuh agamanya. Karena mereka bertuhan dengan cara mereka sendiri, bukan dengan cara Tuhannya. Banyak pula orang yang beribadah hanya karena ingin menggugurkan kewajibannya, sehingga ia mereka juga hidup tenang. Namun bukan karena paham dengan apa yang dilakukannya, tapi ia hidup tenang karena sebatas telah melaksanakan kewajiban.

Berbeda dengan orang- orang yang sudah mengenal dirinya sendiri dan memahami kehendak Tuhan, maka hatinya pun tentu akan selalu berada dalam ketenangan. Karena sudah ada ikatan batin yang kuat antara seorang Hamba dengan sang Maha Pencipta. Ia tahu apa yang harus dilakukan saat ini, dan sudah sadar Apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjalani hari esok yang jauh lebih panjang. Secara sederhana, Anda dikatakan sudah mengenal, menyadari diri Anda, dan mengenal Tuhan jika Anda:

- Sudah melaksanakan yang terbaik dalam hidup ini, apa yang dilakukan BENAR, untuk kebaikan, dan karena Allah taala

- Tidak pernah mengeluh dan putus asa, saat cobaan dan ujian Allah berikan,

- Dapat mengendalikan kesedihan dan emosi yang Anda alami, karena sikap tawakal yang kuat dan selalu menyerahkan apapun yang terjadi sebagai kehendak Allah yang terbaik,

- Mengejar kehidupan Akhirat, dengan TIDAK MELUPAKAN hak- hak dan kewajiban Anda dalam urusan Dunia,

- Melaksanakan ibadah sebagai ungkapan syukur dan kebutuhan, bukan karena kewajiban dan keterpaksaan,

- Tidak hanya bisa menyelesaikan masalah Anda sendiri, namun juga bisa membantu masalah yang dialami orang lain,

- Hati anda merasa tenang, nyaman, dan dapat memberikan manfaat dimanapun Anda berada.

Lantas... Kira- kira sudah sampai sejauh mana Anda mengenal Tuhan dan mengenal diri Anda sendiri.? Sudahkah Anda menyadari untuk apa Anda hidup di Dunia ini..? Dan sudahkah Anda tahu Apa yang harus dilakukan saat ini.? Tujuan hidup tidak cukup jika hanya tertera dalam Al Qur’an maupun Hadits. Namun harus Anda mulai dan WUJUDKAN..!! Nikmati proses kehidupan ini, lakukan yang TERBAIK, dan rasakan kehadiran PETUNJUKNYA.

Menenggelamkan Perasaan Sakit Hati

Setiap manusia pasti pernah mengalami perasaan ini. Ia memang menyakitkan, menyedihkan , dan bahkan bisa membuat kita jatuh dalam keterpurukan yang mendalam. Saat ada perkataan yang kurang berkenan, dilanda perasaan cemburu, atau mendapatkan perlakukan yang kasar, kadang “perasaan ini” langsung muncul dan membawa kita dalam kesedihan.

Kita semua pernah mengalaminya. Dan hampir semua orang akan hanyut oleh perasaan sakit hati. Saya ingin berbagi pengalaman dengan Anda. Beberapa hari yang lalu, saya mendapat telp dari teman saya. Ia menelpon saya dengan nada yang lirih dan terdengar baru saja melampiaskan air matanya yang bercucuran. Dia bilang jika ia baru saja dihianati dan disakiti oleh kekasihnya yang sangat ia cintai. Astagfirullah haladzim…

Bisakah Anda membayangkannya..? Seorang perempuan yang sudah dengan tulus menyayangi dan mencintai seseorang. Namun ia tidak mendapatkan perlakuan yang semestinya, ia terus dibohongi dengan buaian perkataan indah yang hanya dalam angan- angan. MasyaAllah… Saya turut merasakan apa yang ia alami. Perasaan kasih sayang dan kepercayaan yang ia berikan, seakan- akan berbalas dengan sikap yang sangat kejam. Saya memberikan sedikit harapan dan motivasi kepadanya, agar tidak terlalu memikirkan Apa yang telah ia alami. Dan tidak selamanya sakit hati diungkapkan dengan kesedihan dan tetesan air mata, saatnya kita menenggelamkan perasaan itu dengan adanya harapan dan semangat baru yang jauh lebih besar.

Namun pada waktu itu pikirannya masih kacau. Ia masih menangis dan menyesali apa yang telah ia lakukan selama ini. Saya mengatakan, “jika kamu ingin menyesali perbuatan kamu, makan sesalilah… Namunmjangan sampai kamu berlarut larut dalam penyesalan yang mendalam. Saya yakin, bahwa perasaan cintamu kepadanya belum seberapa dibandingkan dengan kecintaan kamu ke sang Maha Pencipta”. Dengan sikap dan perasaannya yang masih sedikit kacau, saya menyarankan dia agar menenangkan diri dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Seperti firmanNya dalam QS Ar Rad: 28: “Hati orang- orang yang beriman menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat (dzikir) kepada Allah lah hati menjadi tentram”. Dia pun mau melaksanakan shalat Tahajud. Berserah diri dan pasrah dengan semua yang telah ia alami. Ia mencurahkan air matanya untuk menggapai pertolongan dan kekuatan kepada Allah swt. Alhamdulillah… Setelah beberapa hari kemudian, ia kembali menelpon saya dengan nada yang jauh lebih bersemangat dan sudah bisa tersenyum daripada hari- hari sebelumnya. Ia mengatakan bahwa ia menjadi lebih TEGAR setelah mengalami peristiwa kemarin. Alhamdulillah hirobbil alamin.

Itulah perempuan… perasaan mereka begitu lembut dan sangat peka. Sehingga mudah terluka apabila mendapatkan sedikit goresan kata- kata ataupun perlakuan yang kurang berkenan di hati. Mereka kadang begitu lemah, sehingga cenderung melampiaskan kesedihan dengan curhatan kata- kata dan tetesan air mata. Dan kadang hati mereka hampa dan kesepian, sehingga membutuhkan seseorang yang senantiasa memberikan perhatian yang lebih untuk mereka. Tidak heran, jika banyak perempuan yang mempunyai pasangan atau kekasih untuk menghiasi masa remaja mereka.

Sakit hati hanya akan memperpuruk diri kita sendiri. Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak dzikir, ikhlas, dan selalu bersabar dalam mengahadapi cobaan. InsyaAllah semua masalah bisa diatasi. Perasaan sakit hati pun dapat ditenggelamkan dan masalah pun akhirnya terselesaikan. Maka berusahalah agar kita selalu mempunyai keikhlasan dalam memaafkan kesalahan orang lain. Semua yang menimpa kita adalah atas kehendak Allah taala. Jadi tidak ada yang perlu disalahkan.

Memaafkan memang tidak bisa mengubah apapun di masa lalu. Namun ia dapat memperindah hari esok dan menceriakan hari ini. Maafkanlah masa lalu, ikhtiar lah untuk masa depan, dan syukurilah SAAT INI. Berbagai masalah itulah yang senantiasa membuat kita berTAHAN dan lebih berTUHAN. Jangan membuat diri Anda terpuruk dalm kesedihan yang mendalam. Saatnya kita untuk bangkit dan menatap indahnya masa depan goresan semangat yang senantiasa menyelimuti kita dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun.

Semoga Anda dapat mengambil hikmah dari cerita ini. Kita tidak harus mengalaminya, tapi kita bisa “ikut merasakan” kesedihan yang dialami orang lain, sehingga kita pun dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Cobaan memang kadang dibungkus dalam “wadah” yang menyakitkan, namun sesungguhnya di dalamnya terdapat hikmah yang luar biasa. Dan setelah kita berhasil memahami hikmah di dalamnya, kita akan bertambah kuat dan lebih tegar dalam menghadapi cobaan berikutnya.

Saat HARAPAN tidak sesuai dengan KENYATAAN


Kehidupan selalu mengalir seperti sungai diantara 2 tepian. Alirannya mengalir begitu deras melewati bebatuan terjal dan air terjun yang bergelora. Lalu sang sungai perlahan- lahan melebar dan meluas, hingga tepiannya semakin menjauh serta air yang mengalir lebih tenang dan akhirnya menuju ke lautan yang luas.

Itulah perjalanan hidup kita. Rangkaian kegagalan dan kesuksesan, penderitaan dan kebahagiaan. Semuanya selalu mengalir beriringan dan merupakan rangkaian peristiwa dalam setiap episode kehidupan yang terus mengalir, sampai akhirnya bertemu dengan muara kehidupan (menghadap Allah swt).

Dalam menempuh perjalanan hidup, manusia tidak akan pernah luput dari kemenangan dan kekalahan. Kebahagiaan dan kesedihan. Semuanya silih berganti bagaikan roda kehidupan yang selalu berputar, kadang berada di atas dan kadang di bawah. Namun jika kita menjalani hidup ini dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan penuh rasa syukur, maka kita tidak akan pernah mengalami SAAT DI BAWAH, karena kita akan tetap merasa senang dan nyaman dimanapun posisi kita berada.

Jalanilah hidup ini seperti air yang terus mengalir melewati bebatuan yang terjal dan mengarungi air terjun yang bergelora. Tidak selamanya kemenangan itu indah dan tidak selamanya pula kekalahan itu menyedihkan. Saat kita menang, namun kemenangan itu justru membawa kita pada kesombongan. Maka sesungguhnya kita berada dalam KEKALAHAN YANG LUAR BIASA. Begitu pula sebaliknya, saat kita sedang kalah namun kita mempunyai semangat yang tinggi untuk bangkit, maka pada saat itu pula kita telah menjadi PEMENANG YANG SEBENARNYA.

Banyak hal yang kelihatan begitu indah dan semuanya telah kita rencanakan. Namun kadang rencana itu sama sekali tidak ada yang terwujud. “Saat HARAPAN tidak sesuai dengan KENYATAAN”. Karena Allah tahu, bahwa itu bukanlah yang terbaik untuk kita, kemudian Ia mengganti rencana kita dengan rencanaNya yang jauh lebih sempurna. Allah pun berfirman: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al Baqarah 216).

Kita pun akan tersenyum dan menyadari, bahwa ternyata kegagalan dan kesalahan yang pernah kita lakukan pada masa lalu menjadi mutiara pelajaran yang sangat berharga sebagai bekal dalam mengarungi masa depan. Adanya kegagalan dan cobaan yang menghadang bukan untuk membuat kita berpaling dariNya. Namun untuk lebih mendekatkan diri kita kepadaNya. Karena Allah rindu dengan doa orang- orang yang beriman. Rosulullah pun bersabda: Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi).

Adanya rasa khawatir dan cemas bukan untuk membuat kita menjadi orang- orang yang penakut dan mudah menyerah, tapi untuk membuat kita menjadi orang- orang yang selalu SIAP dan WASPADA dengan perbuatan yang akan kita lakukan. Hidup adalah anugrah terindah. Sungguh begitu banyak waktu yang terbuang apabila kita hanya mengeluh, bersedih, dan larut dalam keterpurukan. “After a storm comes a calm”. Badai pastilah berlalu, Yakinlah bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan atau jalan keluar yang begitu dekat. Allah pun berfirman: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6).

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang- orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang- orang yang beriman”. (Q.S Ali Imran: 139). “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Q.S Yusuf: 87)

Oleh sebab itu, apapun yang terjadi kita harus yakin bahwa itu hanyalah salah satu sisi dari kehidupan. Dengan diimbangi sikap untuk selalu BERBENAH DIRI dan senantiasa BERUSAHA serta BERDOA, maka kita pasti akan mendapatkan yang terbaik. Segala sesuatu itu ada masanya. Ada saat dimana kita harus berusaha keras untuk ‘menanam’, dan akan tiba pula saat bagi kita untuk ‘memetik’ jerih payah yang telah kita lakukan.

Marilah kita terus berbenah dan berbenah untuk mempersembahkan apa yang TERBAIK dalam hidup ini. Dengan kemuliaan hati dan semangat pantang menyerah, dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Selama Allah tetap menjadi “JUST THE ONE GOAL”, maka kita pasti akan selalu berada dalam ketenangan dan kebahagiaan. Seperti doa yang sering kita panjatkan, “Bahagia Dunia Akhirat”.

Lantas, Bagaimana dengan Anda..? Masihkah Anda meratapi setiap cobaan yang Allah berikan..? Dan sudahkah Anda bangkit dari keterpurukan setelah Anda gagal melakukan Apa yang terbaik dalam hidup ini.? Hai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153). "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal (Q.S At Taubah: 129).

Merancang Kehidupan Malam dengan Shalat Tahajud


Pergantian siang dan malam adalah peristiwa alam yang diciptakan oleh sang ilahi. Semua manusia telah mengetahui. Namun hanya sedikit sekali yang mau mengamati. Banyak yang mengamati, tapi sangat sedikit yang peka dan mau mengungkap hal kecil yang masih tersembunyi. Saya ingin bertanya, saat pertama kali Anda membuka mata dan terbangun dari tidur malam Anda, Apa yang Anda ucapkan pertama kali..? Anda mengatakan : ‘Alhamdulillah’. Apa justru mengatakan :“Astagfirullah haladzim”….?
Saya yakin, Anda yang berhasil bangun malam dan melaksanakan shalat malam akan mengucapkan : ‘Alhamdulillah…’ Dan bagi Anda yang bangun kesiangan, bahkan tidak menunaikan shalat Subuh akan mengatakan: ‘Astagfirullah haladzim..
Ya. Itulah sepenggal kata yang sering kita ucapkan. Dari pertama Kita bangun tidur sudah menunjukkan kesuksesan Kita. Kita yang berusaha mengatur dan menyisihkan sepenggal dari waktu malam untuk melaksanakan shalat Tahajud akan lebih SIAP..!! untuk menjalani aktivitas pada pagi harinya. Lain halnya dengan orang yang terlalu banyak tidur, maka ia pun justru akan lemas untuk menjalani aktivitas pada pagi harinya.
Dalam kitab Al- Madkhal, Ibnul Haaj, disebutkan bahwa: “Shalat Tahajud dapat menyinari hati, sehingga wajah selalu terlihat cerah. Dan dapat menghilangkan rasa malas, serta menumbuhkan kemauan keras”. Inilah yang akan membangkitkan diri kita. Rasa keragu- raguan akan terkubur, menjadi sikap penuh keyakinan. Rasa malas akan tenggelam, menjadi jiwa yang penuh semangat. Dan rasa putus asa akan hancur, berubah menjadi kemauan keras dan pantang menyerah yang luar biasa.
Mari buka mata, buka hati, dan buka pikiran lebih dalam… Sebenarnya tidur malam tidak ditentukan oleh kuantitias (berapa banyak waktu yang digunakan), tapi tergantung dari KUALITAS (kemampuan kita dalam memanagement tidur agar optimal dan maximal). Tahukah Anda..? bahwa tubuh manusia terdiri dari air sebanyak 75%. Air yang diam maka akan cepat kotor dan berlumut. Namun air yang selalu bergerak akan senantiasa bersih dan menyehatkan. Sama halnya dengan manusia, jika kita terlalu banyak tidur (diam) setiap harinya, maka tubuh kita pun justru akan menjadi lemah dan kurang bergairah.
Disebutkan pula dalam hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Setan mengikat tengkuk leher salah seorang dari kalian jika ia tidur, dengan 3 ikatan. Setan menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang bersangkutan) : ‘Engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah.’ Jika orang tersebut bangun, lalu dzikir kepada Allah, maka 1 ikatan terlepas. Jika orang tersebut berwudhu, maka 1 ikatan terlepas.
Jika orang tersebut shalat, maka ikatan terakhir terlepas, lalu pada pagi harinya orang tersebut akan berada dalam kondisi prima dan berjiwa baik. Jika ia tidak melakukan itu semua (tidak dzikir, wudhu, dan shalat) maka pada pagi hari, ia berjiwa buruk dan malas.” (HR Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad).
Itulah sebab mengapa saat kita bangun pagi kadang kita merasa lemas dan belum siap menjalani hari yang baru. Jika kita tidur malam karena alasan rasa lelah dalam MENGEJAR urusan- urusan dunia pada siang harinya, maka saya yakin tidur Anda tidak akan maximal. Karena Anda tidur dengan membawa beraneka ragam urusan duniawi dan permasalahan yang sedang Anda alami. Namun jika Anda tidur malam dengan NIAT agar bisa bangun untuk melaksanakan shalat malam, saya yakin Anda akan tidur dengan optimal walaupun hanya beberapa jam.
Tidurlah dengan penuh ketenangan dan kenyamanan. Serahkan semua urusan, kegelisahan dan permasalahan yang sedang Kita alami pada Allah swt. Pasrahkan diri dan hati Kita padaNya. Kemudian bangunlah pada 1/3 malam untuk menghimpun kekuatan dengan berdoa kepadaNya dan meluapkan semua kegelisahan yang Kita rasakan. Rasa lelah dapat dikalahkan oleh rasa cinta. Sebagaimana kecintaan dan ketulusan hati kita untuk menyisihkan sepenggal dari waktu malam agar bisa sujud kepadaNya.
’Detik- detik penghujung malam adalah waktu yang sangat BERHARGA. Ia bahkan tidak bisa ditebus dengan perjuangan tetesan keringat pada siang hari. Abu Sulaiman berkata : “Jika bukan karena malam, aku tidak suka untuk tinggal di Dunia ini”. Fudhail bin Iyadh berucap: Bila matahari terbenam, aku senang dengan kegelapan, karena aku dapat berkhalwat (bersunyi diri) dengan Rabbku. Namun bila matahari merekah, aku begitu sedih, karena banyak orang- orang masuk menemuiku.
Rasulullah pun bersabda : “Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu (saat) yang tidaklah seorang muslim meminta (kepada) Allah kebaikan dari perkara dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu tersebut, melainkan Allah swt memberinya, dan yang demikian itu adalah setiap malam (HR. Muslim).
Lantas, bagaimana dengan Anda..? Sudahkan Anda memanegement kehidupan malam Anda dengan melakukan sesuatu yang berarti..?? Dan masihkah Anda terlalu memikirkan kegelisahan yang sedang Anda alami..?. Yakinlah, bahwa kegelisahan yang Anda alami begitu kecil di hadapan Allah yang Maha BESAR. Ibarat sebutir debu di hamparan padang pasir yang sangat luas. Lalu untuk apa Anda membesar- besarkan kegelisahan Anda..??
Hai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153).

Mamahami Arti sebuah Cinta yang Sebenarnya


Cinta… Ya. Itulah sepenggal kata yang sering kali diucapkan dan dirasakan oleh semua orang. Suatu bentuk ungkapan dan luapan perasaan seorang manusia. Tidak dapat dilihat… Tidak dapat disentuh… Namun dapat dirasakan, diluapkan, maupun dipendam. Kehadirannya kadang tiba- tiba, bagaikan kemarau panjang yang langsung terkena deburan air hujan. Bisa menyegarkan dan membahagiakan. Namun juga bisa menyakitkan. MasyaAllah…

Berbagai buku ditulis untuk mengungkap dan memahami arti sebuah cinta, mulai dari yang berjudul: ‘Pacaran dalam Islam’, ‘Ya Allah Aku sedang Jatuh Cinta’, ‘Jatuh Cinta itu Indah’, ‘Eifel I am in Love’, dll. Yang semuanya dijelaskan dalam puluhan, bahkan ratusan lembar untaian kata- kata. MasyaAllah…

Padahal cinta itu begitu sederhana, ia hanya terbagi menjadi 2 belahan, yaitu cinta yang abadi (cinta kepada sang ilahi), dan cinta yang fana (cinta kepada sesama manusia). Cinta yang ABADI selalu diliputi oleh perasaan senang, tenang, dan nyaman, karena perasaan ini terhubung langsung dengan sang ilahi. Sedangkan cinta yang FANA diliputi oleh nafsu, perasaan gelisah, tidak tenang, dan kadang menyakitkan.


Banyak sahabat kita yang terpuruk dalam kesedihan yang mendalam karena cinta yang fana. Ia disakiti bahkan dikhianati oleh orang- orang yang sangat mereka cintai. Astagfirullah hal’adzim… Padahal, adanya cinta sebenarnya akan membuat kita bahagia, bukan membuat kita sengsara dan merana. Memang tidak mudah, bagi orang yang sudah terikat oleh cinta yang fana untuk bangkit kembali dari kesedihan, karena perasaannya masih memikirkan zat yang fana pula. Dengan terlalu menyandarkan hati kita pada zat yang lemah, maka kita pun akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah pula.


Maka, mulai saat ini jadilah orang- orang yang tangguh. Yang tidak pernah bersedih dan menangis hanya karena sebuah cinta yang fana. Jangan sandarkan jiwa dan hati Anda yang suci pada cinta yang bisa menyakiti. Waktu masih panjang dan masih begitu banyak impian yang belum kita raih dalam hidup ini. Oleh sebab itu, kita membutuhkan kekuatan cinta yang luar biasa yaitu Cinta yang abadi, cinta kepada sang ilahi.


Silahkan Anda mencintai orang- orang yang Anda cintai, tapi cintailah mereka dengan cinta yang sewajarnya. Seandainya Anda ditinggalkan atau disakiti olehnya, maka Anda tidak terpuruk dalam kesedihan yang mendalam dan dapat langsung bangkit dari keterpurukan, karena masih mempunyai 1 cinta abadi yang hakiki, yaitu cinta kepada sang ilahi. Cinta yang tulus dan tak pernah menyakiti… Cinta yang memberi kekuatan dan menyejukkan hati… Cinta yang murni dan berasal dari cahaya ilahi.


Curahkan cinta Anda lebih kepada Allah ta’ala, karena inilah yang menjadi bukti ketulusan iman dan ketaqwaan kita kepadaNya. Bahkan rosulullah pun bersabda: “Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya”. (HR. Abu Dawud).

Cinta yang fana belum tentu bisa membawa kita ke Surga.Namun cinta yang abadi dapat membawa kita ke Surga. Cintailah rosulullah, karena kelak orang- orang yang mencintai beliau akan dipertemukan dengan beliau di Surga. Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: “Bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw : Kapankah kiamat itu tiba? Rasulullah menjawab: Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya? Lelaki itu menjawab: “Aku Cinta Allah dan RasulNya”. Kemudian rasulullah bersabda: “Kamu akan bersama orang yang kamu cintai” (bersama dengan rosul di Surga). (Shahih Muslim No.4775). MasyaAllah…


Jika Anda terlalu mencintai dan mengejar Dunia, maka Anda tidak mungkin mendapatkan Akhirat. Namun jika Anda mencintai dan mengejar Akhirat, maka Anda pasti mendapatkan keduanya (Dunia dan Akhirat). Mengapa..? Karena Akhirat tidak hanya mengajarkan kita bagaimana cara untuk memasukinya, tapi juga mengajarkan bagaimana kita untuk menaklukkan dan meraih apa yang terbaik di Dunia ini.


Bagaimana dengan Anda…? Masihkah Anda mengalirkan air mata kesedihan hanya karena sebuah cinta yang fana..? Dan sudahkah Anda mencintai Allah dan Rosulullah dalam cinta yang abadi..? Semoga sepenggal tulisan ini, dapat membantu Anda untuk lebih memahami arti sebuah cinta yang sebenarnya. Membuat Anda menjadi orang- orang tangguh, yang selalu mencintai Allah dan Rosulullah dalam ikatan cinta yang abadi. Allahumma Amiin…

PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI