Mengapa Doa Kita Belum Dikabulkan..??


Manusia adalah makhluk yang sangat lemah, tanpa adanya pertolongan dan belas kasihan yang Allah berikan, maka kita tidak akan dapat menjalani kehidupan ini dengan mudah. Masalah yang datang kadang membuat kita terpuruk dalam kesedihan. Kemudian kita memohon pertolongan dan kemudahan kepada zat yang Maha Pengasih dan Penyayang, Allah swt.

Ribuan doa telah kita panjatkan. Namun kenapa kadang doa kita belum dikabulkan..? Apa yang salah..? Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, jangan lah menyalahkan Allah atas belum terkabulnya doa- doa kita. Jangan juga mengeluh dan berputus asa. Cobalah instropeksi kepada diri Anda sendiri, “Mengapa doaku tidak dikabulkan..??”

Ada 2 sebab mengapa doa kita ditolak: PERTAMA, kita tidak memperhatikan adab (tata cara) berdoa, misalnya harus bertobat (beristigfar) terlebih dahulu, disertai membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw, harus diakhiri dengan Al Fatikhah, pada saat kita sedang berpuasa, dan pada waktu yang tepat (setelah shalat fardhu, antara adzan dan iqomah, pada 1/3 malam yang terakhir, dll)

Rosulullah bersabda : “Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam yang terakhir dan berfirman : "Adakah orang yang berdo'a kepadaKu akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa- dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?" Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh). (HR. Ahmad

Alasan KEDUA adalah karena sifat dan perilaku kita yang masih buruk. Syaqiq Al Balkhi bercerita, ketika Ibrahim bin Adam berjalan- jalan di pasar Bashrah, orang- orang mengerumuni Rata Penuhbeliau. Kemudian mereka bertanya: “Mengapa Allah belum juga mengabulkan doa- doa kami setelah kami berdoa selama berahun- tahun..?” Padahal Allah berfirman: “Berdoalah kalian, maka akan Ku kabulkan”.

Ibrahim bin Adam mengatakan, “Hatimu telah mati dari 10 perkara”
1. Engkau mengenal Allah, tapi tidak menunaikan hak- hakNya.
2. Engkau membaca Kitab Allah, tapi tidak mengamalkan isinya.
3. Engkau mengaku bermusuhan dengan Iblis, tapi masih saja menuruti kenginginannya.
4. Engkau mengaku mencintai Rosulullah saw, tapi masih meninggalkan sifat dan sunah- sunah beliau.
5. Engkau mengaku menyenangi Surga, tapi tidak melakukan perbuatan untuk menuju kesana.
6. Engkau mengaku takut Neraka, tapi masih saja melakukan perbuatan dosa.
7. Engkau mengakui kematian itu hak, tapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
8. Engkau begitu asyik meneliti aib orang lain, tapi melupakan aib- aib dirimu sendiri.
9. Engkau makan rezeki dari Allah, tapi tidak bersyukur kepadaNya.
10. Engkau menguburkan orang- orang, tapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa itu.

Itulah berbagai sebab mengapa doa kita tidak dikabulkan, yakinlah bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Ia tidak mungkin membiarkan hambaNya berlarut- larut dalam masalah Dunia yang fana. Rosulullah bersabda: “Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari 3 hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani).

Yakinlah dalam hati Anda, bahwa doa kita pasti dikabulkan karena Allah lebih mengetahui isi Hati kita. Rosulullah pun bersabda: “Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do'amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)

Bagaimana dengan Anda..?? Masihkah Anda menyalahkan Allah atas belum terkabulnya untaian doa- doa yang Anda panjatkan..? Intopeksi diri dan berbenahlah, bukan janji Allah yang salah. Namun kita lah yang salah... Mengapa kita belum menunaikan kewajiban- kewajiban kita sebagai seorang hamba Allah..??

Membuka Pintu Rizki dengan Shalat Dhuha

Kehidupan manusia selalu disibukkan oleh hiruk pikuk aktivitas mereka pada pagi hari, dengan kata lain hari demi hari mereka lewati tanpa ‘mengawali’ dengan sesuatu yang hakiki. Mereka melewatkan ‘suatu hal utama’ yang sebaiknya dilakukan. Namun mereka tidak menyadari, padahal ‘hal itu’ akan sangat membantu segala aktivits mereka sampai sore hari dan pada hari- hari berikutnya.

Ya, shalat dhuha adalah rahasianya. Shalat ini adalah shalat yang dianjurkan oleh Allah dan Rasulullah saw. Bahkan beliau berpesan 3 hal, yaitu : berpuasa tiga hari pada tiap- tiap bulan, menjalankan 2 rakaat shalat dhuha, dan untuk mengamalkan shalat witir sebelum tidur." (HR Bukhari dan Muslim).

Shalat dhuha akan menjadi senjata kita dalam mengatasi semua permasalahan dan sebagai anak tangga dalam membuka pintu- pintu rizki dariNya. Dalam kitab ‘An Nurain’ rosulullah bersabda: “Dua rekaat shalat dhuha dapat menarik rezeki dan menolak kefakiran".

Rizki dalam hal ini bukan berarti hanya materi. Namun lebih dari itu, rizki adalah kenikmatan yang sesuai dengan keadaan yang sedang kita alami. Rizkinya orang yang belum mendapat jodoh adalah mendapatkan jodohnya, rizkinya orang yang sedang tertimpa hutang adalah terlepas dari hutangnya, rizkinya orang yang masih menganggur adalah mendapatkan pekerjaan, dll.

Jumlah raka'atnya mulai 2 hingga 12 rakaat. Meskipun bernilai sunnah, shalat ini mengandung manfaat yang luar biasa. “Barang siapa yang melaksanakan shalat dhuha 2 rakaat, maka akan ditulis sebagai orang- orang yang tidak lalai dalam mengingat Allah. Barang siapa yang melaksanakan 4 rakaat, akan ditulis sebagai orang- orang yang suka beribadah. Barang siapa yang melaksanakan 6 rakaat, maka akan dicukupkan ia pada hari tersebut.

Barang siapa yang melaksanakan 8 rakaat, akan ditulis sebagai orang- orang yang selalu berbuat taat. Dan barang siapa yang melaksanakan 12 rakaat, maka Allah akan membina baginya mahligai di dalam Surga”. (HR At Thabrani). Dalam hadits lain dikatakan, “Barang siapa shalat dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya Istana di Surga” (HR Tirmidzi dan Abu Majah).

Shalat Dhuha pun bisa melebur dosa- dosa yang kita miliki, dalam hal ini Rosulullah bersabda :“Barang siapa yang menjaga sembayang dhuha nya, niscaya diampuni Allah baginya segala dosa walaupun sebanyak buih di lautan” (HR Ibnu Majah dan At Thabrani).

Tidak hanya itu, Abdullah bin Buraidah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa ia pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda : “Di dalam tubuh manusia ada 360 ruas tulang. Ia harus disedekahkan untuk setiap ruasnya. Para shahabat bertanya, "Siapa yang sanggup melaksanakan itu, ya Rasulullah ? Beliau menjawab : "Dahak yang di masjid itu lalu ditutupinya dengan tanah, atau menyingkirkan sesuatu gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah. Atau, sekiranya tidak dapat melakukan itu, cukuplah diganti dengan mengerjakan 2 rakaat shalat dhuha." (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Tahukah Anda, bahwa kelak di Surga ada satu pintu yang disebut "Pintu Dhuha". Bila datang hari kiamat, terdengar seruan, "Manakah orang- orang yang membiasakan diri dengan shalat Dhuha? ini pintu kalian. Masukilah dengan Rahmat Allah." (HR At Thabrani). MasyaAllah.. Semoga pintu ini yang dapat mengantarkan kita memasuki SurgaNya.

Bagaimana dengan Anda..? Masihkah Anda melupakan shalat Dhuha dalam mengawali aktivitas Anda setiap harinya..? Rasulullah bersabda: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan 4 rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.”(HR Hakim dan Thabrani).

Menjadi PEMENANG..!! Melawan Ombak Kehidupan


Ketepatan dan kecepatan Anda dalam mengambil suatu tindakan akan sangat menentukan jalan hidup mana yang akan Anda pilih. Anda akan menjadi PEMENANG, ataupun sebaliknya. Sebagaimana halnya Anda harus mimilih jalan pada suatu perempatan. Maka Anda harus memilih sikap yang tepat agar bisa sampai ke tujuan. Seorang pemenang harus pantang menyerah, karena orang- orang yang mudah menyerah tidak mungkin akan menang.


Mengertilah bahwa kesulitan merupakan suatu cara untuk mencetak kita agar menjadi manusia- manusia yang tangguh. Seorang pelaut yang handal, tidak mungkin lahir dari Lautan yang tenang. Namun lahir dari ganasnya deburan ombak di lautan. Begitu pula dengan kita. Seorang manusia yang tangguh, lahir dari berbagai macam cobaan berat yang berhasil ia taklukkan.

Jatuh dan gagal itu biasa. Namun adanya niat dan semangat untuk bangkit, itu baru Luaar biasa!! Tidak penting sudah berapa kali Anda jatuh dan gagal. Namun yang paling penting adalah sudah berapa kali Anda bangkit dari keterpurukan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda yang merupakan batu loncatan agar kita memiliki kekuatan yang lebih besar untuk mencapai tingkat kesuksesan yang jauh lebih tinggi. Not Trial and Error, but ‘Trial and LEARN’.

Cobaan yg menerpa kadang membuat kita tersungkur dan merintih kesakitan. Ujian yg menghadang seringkali membuat kita kuwalahan dan menumpahkan air mata yang tiada tara. Hembusan permasalahan yg tak kunjung reda membuat pundak dan kepala kita terasa sangat berat dan tak berdaya. Itulah semua tantangan yang harus kita hadapi dan taklukkan..

Adanya cobaan- cobaan berat menunjukkan kecintaan Allah yang luar biasa kepada hambanya. Rosulullah pun bersabda: “Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji, agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya)” (HR. Al-Baihaqi). Jangan pernah lari dari masalah, jika Anda lari dari masalah. Berarti Anda LARI dari kasih sayang Allah. Adanya masalah dan kerumitan dalam hidup ini justru akan membuat kita berTAHAN, dan lebih berTUHAN.

Jangan biarkan ‘nasib’ berkuasa dalam menentukan hidup Anda. BERJUANGLAH..!! Dan biarkan nasib yang ‘menyerah’, karena semangat dan keyakian Anda yang luar biasa. Sangat disayangkan, banyak teman kita yang belum bisa menerima keadaan yang mereka alami. Saat rangkaian cobaan menghantam, mereka ‘mengeluh’. Padahal adanya keluhan tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Namun justru hanya akan membuat keadaan menjadi jauh lebih buruk. Mengapa..?

Karena tiap kali kita mengeluh, rezeki kita justru akan semakin diundur sehingga pertolongan yang akan Allah berikan menjadi semakin jauh. Oleh sebab iti, kita harus senantiasa bersyukur agar rezeki kita semakin didekatkan dan ditambah nikmatnya. Allah pun berfirman : "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S Ibrahim: 7).

Rosulullah juga bersabda, bahwa: “Ada 3 hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah, dan merahasiakan sodaqoh yang kita keluarkan” (HR. Ath-Thabrani).

Maka, jangan nodai usaha dan semangat Anda dengan keluhan. Nikmatilah proses kehidupan ini, dan rasakan kehadiran petunjukNya. Lihatlah… Begitu banyak kaum yang lemah, namun bisa mengalahkan kaum yang kuat. Dan begitu banyak kaum yang sedikit, namun bisa mengalahkan kaum yang banyak, karena semangat dan keyakinan mereka yang luar biasa, yang sama sekali tidak mengenal ‘Mengeluh’ dan ‘Menyerah’ dalam mengarungi hidup ini. “Kitalah PEMENANG…!! Dalam melawan deburan ombak kehidupan”.

Selamat berjuang para PEMENANG..!! Jangan Mengeluh dan jangan Menyerah..!!

SEE YOU AT THE TOP…!!

Arti Sebuah Kesabaran yang Sebenarnya


Kembali membuka tirai kehidupan yang sebenanya. Berusaha memperjelas pandangan yang masih kabur dalam kehidupan. Mencoba memahami hari demi hari yang telah terlewati. Menggali misteri- misteri yg masih terpendam, serta mengeluarkannya dalam bentuk serpihan- serpihan ilmu agar mudah dipahami.

“Kesabaran..” Ya. Sebuah kata yang sering kali kita ucapkan. Kata yang menjadi penghibur hati, saat deburan masalah dan cobaan menghampiri. Sebuah kata yang menjadi penenang jiwa, saat gundah gulana melanda. Namun, tahukah Anda arti “Kesabaran yang Sebenarnya.?”

Banyak teman kita yang tidak merasakan kebahagiaan dalam menjalani hidup ini karena kurangnya rasa syukur dan sabar. Padahal, suatu kebahagiaan dibangun dengan 2 landasan, yaitu syukur dan sabar. Sabar bukanlah diam tanpa kata. Sabar bukanlah diam menunggu berlalunya sesuatu. Dan sabar bukanlah sikap pasrah dalam menghadapi sesuatu.

Namun “Kesabaran yang Sebenarnya” adalah: sifat itiqomah, disertai keimanan dan ketaqwaan saat menjalani rangkaian cobaan dalam mahligai kehidupan, baik itu kesedihan maupun kebahagiaan. Banyak orang yang belum memahami arti sebuah ‘Kesabaran yang Sebenarnya’, sehingga mereka mengatakan: “Kesabaran itu ada batasnya”. Padahal sabar itu tanpa batas. Kesabaran akan terus bertambah seiring dengan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt.

Hal ini pernah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw. Disaat beliau berjuang menyebarkan agama islam dengan kelembutan hatinya, banyak orang- orang kafir yang memusuhinya. Nabi Muhammad diancam, dicaci, diludahi, bahkan dilempar dengan kotoran sekalipun. Namun beliau tetap tersenyum dan tidak menaruh dendam sedikitpun, sehingga ia mendapatkan gelar ‘Ulul Azmi’, karena mempunyai tingkat kesabaran dan ketabahan yang luar biasa.

Bagaimana dengan keadaan kita sekarang..? Saat segelintir cobaan menerpa, kita langsung mengeluh dan putus asa. Padahal, tahukah Anda.? Bahwa cobaan yang kita hadapi ini belum ada apa- apanya, karena sesungguhnya cobaan dan ujian terberat dialami oleh para Nabi dan Rosul.

Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi saw menjawab: "Para nabi, kemudian yang menyerupai mereka dan yang menyerupai mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Jika agamanya tipis (lemah) dia diuji dengan ringan dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus- menerus hingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa- dosa”. (HR. Bukhari)

Rosulullah pun bersabda: “Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu, dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan”. (HR. Tirmidzi)

Allah juga berfirman dalam Q.S Al Anfaal: 66, “Jika ada diantaramu 100 orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 200 orang; dan jika diantaramu ada 1000 orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan 2000 orang, dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang- orang yang sabar”.

Allah bahkan memberikan penghargaan yang luar biasa kepada orang- orang yang sabar dalam firmannya: "Salamun 'alaikum bima shabartum" (Selamat atasmu karena kesabaranmu), maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (Q.S Ar Ra’d: 24). Sabar telah menjadi kunci kesuksesan dalam mengarungi deburan ombak kehidupan. Karena sabar menjadi senjata kita untuk meraih datangnya pertolongan Allah swt.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153). Bagaimana dengan Anda..??

Masihkah Anda mengatakan bahwa ‘Kesabaran itu ada batasnya.?’ Dan sudahkah Anda menjadi manusia- manusia tangguh yang mempunyai ‘Kesabaran yang Sebenarnya..? Waktu masih panjang, dan jalan yang harus ditempuh masih jauh. Jadi masih ada waktu untuk berbenah diri, dan mencari serta melakukan apa yang terbaik di Dunia ini, ‘hidup ini tidak hanya sekali’. Maka janganlah kita menyesal di kemudian hari. Amiin…


PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI