Menempuh Perjalanan Jauh di Akhirat


Saya ingin bertanya, Apa yang ada di pikiran Anda setelah meninggal dunia..? Apa setelah meninggal, maka masalah kita langsung selesai begitu saja..? Ouups, saya rasa tidak. “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggung jawaban.?” (Q.S Al Qiyamah 36). Seperti yang sering saya katakan sebelumnya, ‘Akhirat adalah kelanjutan hidup kita di Dunia’. Jadi setelah meninggal, kita akan dihidupkan kembali di Akhirat, dan dimintai pertanggung jawaban disana.

Suatu kehidupan yang jauh lebih berat dari kehidupan di Dunia. Pada hari kiamat, kelak di langit akan benar- benar diperlihatkan proses menutupnya Pintu Tobat, pintu tersebut akan menutup sebagai tanda bahwa pada hari itu Allah sudah tidak mau mendengar tobat kita lagi. Kemudian malaikat Isrofil akan meniup sangkakalanya, lalu bergeming dan musnahlah apa yang ada di Dunia ini, baik itu manusia maupun bangsa Jin. Malaikat Isrofil pun juga akan mati setelah ia meniup sangkakalanya.

Kemudian seluruh makhluk yang ada di Bumi ini, baik bangsa Jin, manusia, dan hewan pun akan dibangkitkan kembali dan digiring secara berkelompok- kelompok menuju Padang Mahsyar. Suatu tempat berpasir putih yang datar, luas dan sangat panas, dimana jarak matahari hanya sejengkal dari ubun- ubun kita (saat dimana semua keringat akan bercucuran sebanyak dosa2 yang kita miliki). Bahkan kelak akan ada yang tenggelam karena keringatnya sendiri. ‘Pada hari itu manusia berkata : “Kemana tempat lari.?” Sekali- kali tidak.! Tidak ada tempat untuk berlindung.!” (Q.S Al Qiyamah 10- 11).

Di Padang Mahsyar itu pula, Nabi Muhammad SAW berdiri di sebuah telaga dengan membawa sebuah cangkir, kemudian beliau akan meminumkan cangkir berisi air telaga tersebut kepada umat- umatnya yang kepanasan lagi kehausan, yang senantiasa ‘membaca sholawat’ untuknya sewaktu masih di Dunia. Kelak bukan kita yang akan mencari Nabi Muhammad, tapi beliau lah yang akan mencari dan memberikan pertolongan (syafaatnya) kepada kita. “Wajah- wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri- seri”. “Dan wajah- wajah (orang kafir) pada hari itu muram” (Q.S Al Qiyamah 22- 24).

Setelah itu, semua manusia, bahkan para nabi dan rosul akan berjalan menuju ‘Jembatan Shiratal Mustaqim’. Jembatan akhirat yang sangat tipis, bagaikan sehelai rambut yang dibagi menjadi 7 bagian, tajam, sempit, dan terbentang diantara 2 punggung neraka Jahannam, yang panjangnya ditempuh selama 1/2 tahun akhirat (500 tahun di dunia). Diatasnya terdapat besi- besi panas yang saling berkaitan dan akan menyambar siapa saja yang menyeberanginya. Dan jika kita gagal menyeberangi jembatan tsb, maka kita akan langsung terpelanting ke Neraka Jahannam. MasyaAllah…

Setiap manusia akan menemui kesulitan atau bahkan kemudahan saat melewati jembatan tersebut. Kelak akan ada yang bersusah payah untuk menyeberangi jembatan tersebut, ada yang langsung terpeleset lalu jatuh terbakar ke Neraka. Namun ada pula yang akan menyeberangi jembatan tersebut bagaikan kilat yang menyambar. Semua ditentukan oleh perbuatan- perbuatan dan amal shalih kita waktu masih di Dunia. Jika selama hidupnya ia banyak beramal shalih, maka ia akan mudah melewatinya. Sesungguhnya hanya satu jalan menuju Surga, yaitu dengan melewati Jembatan Shiratal Mustaqim.

Untuk menempuh perjalanan seberat itu, hanya 2 yang kita butuhkan, yaitu : syafaat/ pertolongan dari Nabi Muhammad (diperoleh dengan senantiasa membaca sholawat & melaksanakan sunah2nya), serta Amal2 sholih kita (diperoleh dengan banyak sholat, dzikir, sedekah, puasa, dll). Selain itu, tidak ada yang bisa menolong kita kelak.

Jika kita berpikir cerdas ke depan, ‘Akhirat merupakan kelanjutan dari kehidupan di Dunia, jadi jika kita ingin mendapatkan tempat yang baik di Akhirat, maka perbaikilah hidup kita di dunia terlebih dahulu. Hidup di dunia ini hanyalah sebuah ‘PERMULAAN’, lalu kematian barulah ‘AWAL DARI SEGALANYA’, kemudian kehidupan di Akhirat itulah ‘KEHIDUPAN YG SEBENARNYA’. ‘Mengejar urusan Dunia itu harus, tapi beribadah untuk mendapatkan Akhirat itu wajib’.

Semoga artikel ini dapat membuka tirai kehidupan yang masih terselubung. Membuat kita menjadi orang- orang yang senantiasa berpikir cerdas, yang tak hanya memegang urusan dunia, tapi juga menggapai urusan Akhirat. Saya berharap kita tak hanya dipertemukan di Dunia ini saja, tapi juga dipertemukan kembali pada Hari Akhir, saat dimana kita bisa saling bergandengan tangan dan berjalan bersama- sama menuju Gerbang Surga. Amiin..

Arti Sebuah Ketulusan yang Sebenarnya


Kembali berusaha memahami arti kehidupan ini. Mencoba mempelajari serta merenung atas segala permasalahan untuk mendapatkan solusi. Mencoba untuk mengeluarkan percikan ilmu yang terkandung di bali semua perintah yang terjadi. Dan berusaha menggali misteri- misteri yang masih terpendam, serta mengeluarkannya dalam bentuk serpihan- serpihan ilmu agar mudah dipahami.

‘Ketulusan’.., Sebuah kata yang sering kali diucapkan kita kepada orang- orang yang kita sayangi, orang tua kepada putra- putrinya, seseorang kepada kekasih atau pasangannya, dll. Tapi tahukah kalian apa arti ‘Ketulusan yang Sebenarnya’..?

Arti ‘Ketulusan yang Sebenarnya’ adalah sikap perhatian, selalu ingat, dan mau memberikan apapun kepada orang lain dengan ikhlas, “walaupun orang yang kita sayangi tersebut sudah tidak ada di Dunia ini”. Kata ini sangat mudah diucapkan, tapi sangat sulit untuk dibuktikan. Saya ambil contoh demikian, jika kelak kita sudah meninggal tentu banyak sekali teman- teman, sanak saudara, dan keluarga yang melayati kita.

Namun, apa yang mereka lakukan setelah itu.? Jika setelah meninggal, kemudian teman- teman kita langsung lupa begitu saja kepada kita, itu bukan ketulusan namanya. Namun, jika setiap hari mereka senantiasa ingat dan selalu mengirimkan doa- doanya untuk kita yang sudah meninggal, itulah yang disebut ‘Ketulusan yang Sebenarnya’. Jadi ‘ketulusan yang sebenarnya’ dibuktikan dengan perlakuan orang- orang yang masih menyayangi kita, ‘walaupun kita sudah tidak ada’.

Mulai sekarang, cobalah untuk bilang kepada orang tua, kekasih/ pasangan Anda, dan kepada orang- orang yang mencintai Anda. Katakanlah : “Jika kamu memang benar- benar tulus menyayangi dan mencintaiku, maka buktikanlah ketulusanmu itu saat aku sudah tidak ada’. Tetap lah untuk selalu ingat dan mengirimkan doa- doamu untuk ku”.

Ini tingkatannya jauh lebih tinggi, karena ketulusan di Dunia ini akan terputus saat seseorang telah meninggal. Namun dapat disambung lagi, ketika orang- orang yang mencintai kita senantiasa ingat dan mengirimkan doa- doanya untuk kita. Mereka lah yg kelak akan menjadi penolong kita di Dunia jika kita sudah meninggal. Dan jangan salah, jika orang yg meninggal tersebut mendapatkan tempat yang layak di SisiNya, insyaAllah ia juga bisa mendoakan kita yang masih hidup di Dunia ini. Saya yakin pemberian dari pasangan kita, teman2, atau orang tua kita yang berupa rumah, perhiasan, mobil, dll tidak mungkin akan menemani kita di alam kubur. Namun, dengan pemberian berupa kiriman- kiriman doa oleh orang2 yang senantiasa mencintai kita di Dunia, saya yakin bisa menemani dan memberikan kesejukan bagi kita untuk menjalani hari demi hari di Alam kubur.

Selain doa dari teman- teman kita, Ada lagi yang bisa menolong kita kelak pada hari akhir. Jika mulai sekarang kita berusaha membiasakan berkumpul dengan orang- orang shalih, biasa mengikuti majelis- majelis dzikir, Pengajian, dll. InsyaAllah kelak di Akhirat kita akan disatukan dan dikumpulkan kembali dengan orang- orang tsb, kita tidak akan kebingungan dan sendirian, kita akan saling mencari dan bergandengan tangan dengan orang- orang shalih tsb. Maka perkuatlah hubungan tersebut ketika kita masih hidup..“Ketulusan yang Sebenarnya tidak hanya di Dunia, tapi juga menyambung sampai ke Akhirat’.

Yakin dengan Pertolongan Allah


Saya yakin kalau setiap manusia pasti punya masalah dalam hidup ini, ada yang terikat masalah hutang, keluarga, pekerjaan, masalah dengan kuliah atau sekolahnya, dll. Namun kita harus yakin, bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya, dan kita sendiri juga harus yakin dengan pertolongan dan Kasih Sayang Allah.


Kalau kita sudah yakin dengan pertolongan Allah, tidak ada yang sulit di Dunia ini. Karena untuk menjalani kehidupan, bukan dengan rasa ‘optimis’, tapi dengan rasa ‘yakin’. Tahukah bedanya..? Optimis : sikap merasa mampu melakukan sesuatu. Tapi Yakin : ‘sikap merasa mampu melakukan sesuatu, disertai dengan ikhtiar dan tawakal kepada Allah SWT’. Sudah jelas kan bedanya.? Tingkatannya jauuh lebih tinggi ‘yakin’, daripada optimis.

Dibalik semua masalah yang kita hadapi, sebenarnya Allah sudah memberikan kita solusi. Jika ingin dimudahkan urusan dan rizqinya maka sholat dzuha dan sedekah lah, jika ingin diberikan ketenangan, tempat yang terpuji dan dibukakan tabir kehidupan, maka tahajjudlah, dll. Ada banyak sekali solusinya, terserah kita mau ambil yang mana.

Allah turun ke langit Dunia pada 1/3 malam yang terakhir, kemudian ia berfirman: ‘Siapa yang mohon ampun kepadaKu maka akan Ku ampuni, dan siapa yang berdoa kepadaKu maka akan Ku kabulkan’ (H.R Muslim). Namun apa yang kita lakukan..? Kita tetap sajaa tidur, tiduurr, dan tiduuurr dibalik dekapan dan kehangatan malam. Tawaran baik dan pertolongan dari Allah kita sia- siakan begitu saja. 1/3 malam terakhir yang diyakini bertebaran malaikat, rahmat, dan ampunan Allah kita lewatkan. Jadi jangan heran kalau masalah- masalah kita hari demi hari semakin tambah rumit dan berat. Jika kita tetap seperti ini, kita akan selamanya terpuruk. Kita harus bangkit dan meningkatkan kualitas diri kita.

Kalau Allah sudah menawarkan pertolongannya, kenapa tidak kita ambil pertolongan tersebut..? Kenapa justru tiap hari kita hanya mengeluh dan mengeluh..? Padahal setiap kali kita mengeluh, rezeki kita justru akan diundur lagi 10 tahun. Setiap hari kita meminta kepada Allah agar doa kita dikabulkan, tapi apakah diri kita ini pantas jika doa kita dikabulkan..? Kadang saya berpikir… Apa sih yang membuat kita merasa susah hidup di Dunia ini. Tidak ada kan..? Kita merasa sendirian, susah, dll lantaran kita jauh dari Allah. Diriwayatkan dalam suatu hadits, bahwa cobaan hidup dan musibah- musibah terberat sesunguhnya dialami oleh para Nabi dan Rasul, jadi sebenarnya masalah- masalah yang kita alami saat ini tidak ada apa- apanya dibandingkan dengan cobaan- cobaan yang pernah dialami oleh para nabi dan Rasul.

Kadang saat memikirkan urusan dan masalah- masalah kita, semuanya terasa sangat sulit untuk dijalani. Namun ketika semua masalah itu kita hadapi, ternyata selalu ada jalan keluar dan kemudahan. Itulah bukti bahwa pertolongan Allah itu selalu ada. Cuma kadang kita tidak menyadarinya. Hidup ini dimisalkan kita berada pada tebing yang sangat tinggi dan curam, tapi di bawah tebing tersebut ada berlian (dimisalkan ada keinginan dan harapan yang sangat besar). Kita tidak perlu takut melangkah. Turunilah tebing itu pelan- pelan, dan ambil berliannya. Lantas siapa yang akan menolong kita untuk kembali ke atas..?? Jawabannya: Allah lah yang akan menolong kita. Kuncinya cuma 2, yaitu : iman (yakin) dan ketaqwaan.

Semoga artikel ini dapat menjadi obat bagi diri saya sendiri, dan dapat memberikan motivasi, serta pandangan lebih luas kepada kita untuk selalu berpikir cerdas dalam menyikapi dan menjalani kehidupan. Membuat kita menjadi orang- orang yang sadar, yang tidak hanya memegang Dunia, tapi juga menggapai urusan Akhirat. Amiin…

Membuat para Bidadari Surga Cemburu Kepadamu

Berikut ini ada sebuah hadits yang menggambarkan tentang keindahan dan keanggunan Bidadari Surga :

"Ia adalah seorang gadis yg lagi ranum- ranumnya. seorang istri yg suci, wajahnya putih dan cantik jelita, matanya jeli, sangat indah rupawan. Hidungnya indah dan lembut. Pipinya mulus, bersih, dan ranum kemerah- merahan. Giginya bagaikan keindahan intan mutu manikam. Mulutnya sangat manis dan senyumannya memancarkan cahaya. Suara dan nyanyiannya sangat merdu. Rambutnya hitam legam berkilauan bagaikan sayap burung Nasar dengan aroma harum semerbak. Lehernya halus, dadanya bidang dan bening, buah dadanya padat. Pinggang dan perutnya indah. Dan hatinya menjadi cermin bagi suaminya".

“Pergelangan tangan, telapak tangan, dan cincinnya sangat lembut. Selalu berada dalam keamanan dan ketenangan, selalu rela dan cinta, senantiasa menetap dan mendampingi, selalu memuji lagi menyambut. Betisnya begitu bening, tumitnya putih mulus, kedudukannya tinggi, berlimpah cinta, sebaya dan sama. Benar- benar suci dan sebelumnya tidak pernah disentuh oleh manusia maupun Jin, luput (terbebas) dari akhlak tercela”. “Bidadari adalah wanita yang disucikan, dan pada saat yang sama ia selalu berada dalam keperawanan, tidak membosankan suami dan selalu memuaskan”. Sangat terjaga, laksana mutiara yang tersimpan dengan baik. Allah berfirman : “Sesungguhnya kami menciptakan mereka (para Bidadari) dengan langsung (Q.S Al Waqi’ah : 35). "Seakan- akan Bidadari itu permata yaqut dan marjan (Q.S Ar Rahmaan : 70).

Ia (penghuni surga) melihat wajahnya sendiri melalui pipi bidadari yang lebih bening daripada cermin". Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, yg tidak pernah tersentuh tangan manusia. Tubuhnya wangi dan bercahaya. Rasulullah bersabda, "Jika salah seorang dari bidadari surga menampakkan diri ke bumi, niscaya akan bercahaya antara bumi dan langit dan niscaya antara bumi dan langit itu dipenuhi dengan aroma wangi. Dan kerudung bidadari surga saja sudah lebih baik daripada dunia dan segala isinya." (H.R Bukhari).


MasyaAllah… Sungguh makhluk yang sangat indah dan menabjubkan. Para kaum Adam tentu akan terperangah jika melihatnya (terutama yg masih jomlo ^_^). Namun, tunggu sebentar..!! Ada hadits lain yang menyebutkan bahwa : ‘Sebaik- baiknya perhiasan adalah wanita sholikhah’. Saya yakin para kaum hawa merasa lega setelah mendengar hadits tersebut.

Ummu Salamah radhiyallahu‘anha pernah bertanya kepada Rosul, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli.?” Beliau menjawab, “Wanita- wanita dunia lebih utama daripada bidadari- bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.” Saya bertanya, “Mengapa wanita dunia lebih utama daripada mereka?” Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah.

Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya’. MasyaAllah… Sungguh dialog yang sangat indah. Jika kalimat tersebut dikutip, tentu banyak kaum Adam yang akan bertekuk lutut.

Dari dialog Rosulullah tsb, dapat disimpulkan bahwa : sebaik- baiknya Bidadari Syurga, tetap lebih baik wanita yang sholikah. Dengan kata lain, ‘Bidadari yang terindah adalah wanita sholikhah’. Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya. Ia bisa menjadi penyejuk hati bagi orang-orang di sekitarnya. Dan ‘Bidadari Syurga pun Cemburu kepada Mereka’ karena keimanan dan kemuliaannya. Wanita dunia sholikhah, yang kelak akan menjadi bidadari- bidadari surga yang begitu indah.

Semoga artikel ini dapat membuka sedikit, dari banyaknya rahasia- rahasia ilmu Allah yang belum terungkap. Dan menjadi motivasi bagi kita untuk selalu mendekatkan diri kepadaNya. Amiin… Serta dapat memberikan pilihan kepada kaum Adam, ‘Manakah yang kamu pilih, Bidadari Surga atau Bidadari Terindah (wanita sholikhah).? Dan memberikan tantangan kepada kaum Hawa, ‘Mampukah kalian membuat agar Bidadari Surga Cemburu Kepadamu..?

PRODUK GELANG KESEHATAN HERBAL - KLIK DISINI